Info Event - Di tengah cepatnya perubahan dan keberagaman di Indonesia, butuh lebih dari sekadar ide besar untuk menciptakan sesuatu yang bertahan lama. Dibutuhkan juga ketulusan, kerja keras, dan semangat yang kuat. Itulah yang dimiliki Winston Utomo, pendiri dan CEO IDN, perusahaan media dan hiburan yang kini dikenal luas di kalangan anak muda Indonesia.
Meski usianya baru 34 tahun, Winston sudah membangun salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, IDN membawahi berbagai brand populer seperti IDN Times, Popbela, FORTUNE Indonesia, Boss Creator, aplikasi IDN, JKT48, hingga grup idola baru bernama PAPION. Namun bagi Winston, kesuksesan bukan soal angka atau keuntungan. “Buat saya, sukses itu tentang seberapa banyak orang yang bisa kita bantu, kita beri inspirasi, dan kita buat jadi lebih percaya diri,” ujarnya.
Baca juga:
Berawal dari Pertanyaan di Malam Hari
Perjalanan IDN dimulai pada tahun 2014. Saat itu Winston sedang bekerja di Google Singapura. Dalam perjalanan pulang, ia bertanya-tanya, kenapa belum ada media yang benar-benar bicara pada generasi muda Indonesia? Kenapa berita masih banyak berpusat di Jakarta? Bagaimana supaya semua orang dari Aceh sampai Papua bisa punya akses informasi yang sama?
Malam itu Winston tidak bisa tidur. Ia justru membuat sketsa ide yang kelak menjadi IDN Times. Beberapa hari kemudian, ia menelepon adiknya, William, yang saat itu tinggal di Amerika. William langsung setuju untuk pulang ke Indonesia dan membangun IDN bersama-sama, meski tanpa kantor, tanpa dana, hanya bermodalkan tekad dan kepercayaan.
Salah satu titik balik datang ketika William bertemu dengan investor dari East Ventures. Pertemuan santai di kedai kopi Singapura itu menjadi awal dari investasi pertama mereka. Sejak saat itu, IDN terus tumbuh dan kini memiliki lebih dari 700 karyawan dan 18 unit bisnis.
Bukan Sekadar Media
Pada tahun 2024, Winston mengubah nama perusahaannya dari “IDN Media” menjadi hanya “IDN”. Alasannya, IDN kini bukan cuma media, tapi juga menciptakan ekosistem untuk para kreator, pengguna, dan generasi muda Indonesia.
IDN juga terus mencoba hal-hal baru. Mereka meluncurkan platform cerita pendek (microdrama), menyelenggarakan festival anak muda seperti Pestapora, membentuk girl group internasional PAPION, dan mengembangkan JKT48. Semua ini merupakan bagian dari misi IDN: menciptakan hiburan yang dekat dengan anak muda dan punya makna.
Namun menurut Winston, tantangan terbesar bukan membuat produk baru, tapi mengubah pola pikir. "Kami belajar cara merekrut orang yang tepat, memimpin dengan cara baru, dan melihat kesuksesan bukan hanya dari keuntungan," katanya.
Pemimpin yang Mau Turun Tangan
Winston punya gaya kepemimpinan yang berbeda. Ia tidak suka memerintah dari atas, tapi lebih suka memberi contoh. “Kalau kita ingin tim datang tepat waktu, ya kita yang datang duluan. Kalau ingin mereka peduli, kita juga harus peduli lebih dulu,” ujarnya.
Setiap pagi, Winston bangun jam 5 dan mulai harinya dengan membaca dan menulis. Ia datang ke kantor lebih awal dan menggunakan waktu pagi untuk fokus bekerja. Ia percaya, pemimpin yang baik tahu kapan harus melihat gambaran besar, dan kapan harus memperhatikan hal-hal kecil. “Di satu hari saya bisa membahas strategi jangka panjang, di hari lain saya bisa mengulas detail produk,” katanya.
Yang paling membuatnya terus bersemangat adalah anak muda. “Mereka mengingatkan saya kenapa semua ini penting. Kreativitas dan semangat mereka bikin saya tetap rendah hati dan terus penasaran,” ujarnya.
Keluarga dan Janji untuk Indonesia
Keluarga menjadi bagian penting dalam hidup Winston. Istrinya dan dua anak mereka, Aramont dan Graewalt, menjadi sumber kekuatannya. Hubungannya dengan sang adik, William, juga jadi pondasi kuat dalam membangun IDN. “Kami mungkin beda pendapat soal hal kecil, tapi dalam hal nilai dan tujuan, kami selalu satu suara,” kata Winston.
Bersama-sama, mereka pernah mengalami kesulitan keuangan dan berbagai tantangan. Tapi mereka selalu berpegang pada satu prinsip: #ForABetterIndonesia — untuk Indonesia yang lebih baik. Prinsip ini bukan sekadar slogan, tapi diwujudkan lewat kegiatan nyata: dari pembagian sembako, donor darah, pembangunan perpustakaan, hingga riset yang mewakili suara anak muda dari *&seluruh Indonesia.
Bagi Winston Utomo, IDN bukan hanya perusahaan. Ini adalah gerakan. “Kami ingin IDN tetap ada 100 tahun lagi. Bukan hanya sebagai penonton, tapi sebagai pelaku perubahan. Kami ingin anak cucu kita nanti bangga pada apa yang kita bangun hari ini. Satu langkah kecil demi Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (*)