Info Event - Tirai dan coir shade berbahan serabut kelapa buatan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut, Jawa Barat, berhasil menembus pasar ekspor ke Prancis. Produk kreatif ini menjadi sorotan saat Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Agus Andrianto, meninjau langsung ruang kegiatan kerja lapas pada Rabu, 16 Juli 2025.
"Bagus juga ini sampai diekspor ke Eropa, ya. Tolong optimalkan karya-karya warga binaan untuk diekspor, tidak hanya tirai serabut kelapa. Coba nanti kita cari lagi potensi apa saja yang bisa diekspor, mungkin kopi atau produk khas lainnya," kata Agus saat menyaksikan proses produksi.
Agus mengapresiasi kreativitas para warga binaan yang mampu menghasilkan produk berdaya saing global. Ia meminta agar produksi terus digalakkan di seluruh lapas dan rutan di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. "Bahan-bahan produk ini berasal dari Lapas Ciamis, Cirebon, dan Sumedang. Jadi saya minta agar prosesnya diintegrasikan dan ditingkatkan, agar manfaatnya terasa hingga ke luar lapas," ujarnya.
Kepala Lapas Garut, Rusdedi, mengatakan bahwa selain ke Prancis, tirai dan coir shade juga diekspor ke Korea Selatan. Proses produksi melibatkan pihak ketiga sebagai penyedia bahan baku sekaligus penyalur hasil produk. "Selama di dalam lapas, warga binaan tetap produktif dan memperoleh penghasilan. Ini membantu kebutuhan harian mereka, bahkan bisa menabung atau membawa bekal untuk keluarga yang datang berkunjung," tutur Rusdedi.
Program pembinaan kerja ini juga memberi dampak positif bagi institusi. Selain menciptakan kemandirian, warga binaan juga menerima upah dari hasil kerja mereka. "Yang terpenting, hasil karya ini berkontribusi pada pendapatan negara bukan pajak (PNBP)," tambah Rusdedi.
Kreativitas dan produktivitas warga binaan menjadi bukti bahwa pembinaan yang tepat tak hanya membentuk karakter, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang melampaui tembok lapas. (*)