Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, secara resmi membuka IN2MF 2024 didampingi Menteri UMKM RI, Maman Abdurrahman, dan Advisory Board IFC, Ali Charisma. Dalam sambutannya, Perry menegaskan bahwa IN2MF menjadi momentum penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. "IN2MF dapat menjadi motor penggerak ekosistem modest fashion dan menjadi wujud kolaborasi antara pemerintah, swasta, asosiasi, perbankan, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam mempercepat langkah Indonesia sebagai pusat modest fashion global dan produsen halal terkemuka," ujar Perry.

Mengusung tema "Elevating Sustainable Modest Fashion to The Global Stage," IN2MF 2024 menampilkan lebih dari 1.550 koleksi dari 208 desainer Indonesia, termasuk anggota Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia binaan Bank Indonesia, UMKM binaan Kementerian dan Lembaga (K/L), asosiasi, sekolah desain, serta desainer internasional dari Malaysia, Afrika Selatan, Australia, India, Italia, Rusia, Turki, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

Koleksi-koleksi ini menonjolkan kekayaan wastra Nusantara, seperti batik, songket, tenun ikat, tenun ATBM, lurik, tapis, sasirangan, jumputan, eco print, bordir, hingga rajutan. Dengan konsep keberlanjutan, para desainer mengedepankan inovasi dalam memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional.

Acara pembukaan IN2MF 2024 menampilkan fashion show karya pemenang Fesyar Young Designer Competition dari wilayah Timur Indonesia, Sumatera, dan Jawa, yang dibimbing oleh mentor ternama seperti Ali Charisma, Itang Yunasz, dan Wignyo Rahadi dari Dewan IKRA.

Parade ini menghadirkan koleksi desainer binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI), antara lain:

• Anita Yuni (KPw BI Jember)
• Sevira Tari (KPw BI Sumatera Utara)
• Muhammad Bilal (KPw BI Sumatera Selatan)
• Mariani Montu (KPw BI Sulawesi Utara)
• Febry Ferry Fabry (KPw BI Sulawesi Tengah)
• Robby Ariny Manasikaka (KPw BI Jambi)
• Nida Munadiah (KPw BI Tasikmalaya)
• Tya Chandra (KPw BI Jawa Tengah)
• Fahmi Sasirangan (KPw BI Kalimantan Selatan)
• Melinda Looi, guest designer dari Malaysia

IN2MF 2024 juga menggiatkan berbagai program yang mempertemukan desainer dengan artisan wastra melalui Business Matching Traditional Textiles. Selain itu, serangkaian seminar dan Focus Group Discussion (FGD) mengupas isu-isu strategis seperti inovasi, tren fesyen, sustainability, hingga peluang pasar internasional. Salah satu seminar yang menarik perhatian adalah "Modest Fashion Business: Redefining Creativity with STRIVE 25/26," yang membahas proyeksi tren fesyen tahun mendatang.

Panggung Penutup: Koleksi Ikonik Desainer Ternama

Acara penutupan IN2MF 2024 menghadirkan fashion show koleksi desainer kenamaan Indonesia, seperti:

• Irna La Perle berkolaborasi dengan Kain Halal
• Deden Siswanto
• REBORN29
• Rosie Rahmadi berkolaborasi dengan Batik Hafiyan
• Nuniek Mawardi
• SOFIE
• Jenna & Kaia
• Kursien Karzai
• Guest designer dari Yordania, Hama Yassen

Mencetak Rekor Dunia dan Pencapaian Bisnis

IN2MF 2024 mencetak Rekor MURI sebagai Festival Modest Fashion Berkarakter Berbasis Wastra dengan koleksi terbanyak, yakni 1.550 koleksi dari 208 desainer lokal dan 10 desainer internasional.

Dari sisi bisnis, gelaran ini berhasil mencatatkan transaksi senilai Rp 72,9 miliar dari komitmen penjualan dan business matching. Jika digabungkan dengan rangkaian Road to IN2MF di kota-kota internasional seperti Abu Dhabi, Kuala Lumpur, Istanbul, dan Paris, nilai totalnya mencapai Rp 258,7 miliar.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam pidato penutupnya menyampaikan komitmen BI untuk terus mendukung perkembangan modest fashion di Indonesia. "Kami percaya bahwa kekayaan budaya dan alam Indonesia akan terus menjadi kekuatan dan keunggulan yang dapat kita dorong bersama ke tingkat global," tegasnya.

Gelaran IN2MF 2024 dihadiri oleh 25 ribu pengunjung secara langsung dan 35 ribu penonton melalui media sosial. Ajang ini membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya siap menjadi pusat modest fashion dunia, tetapi juga menjadi pemimpin dalam mempromosikan budaya lokal yang berkelanjutan di panggung global. (*)