Info Event - Di tengah hiruk-pikuk kota yang kian menjauh dari alam, “Napak Teles” hadir seperti desir aliran sungai yang pelan tapi dalam. Pameran seni visual ini mengajak kita menyimak kembali suara air—sang penjaga kehidupan yang kini kerap diabaikan. Bertempat di Jogja Gallery, pameran berlangsung pada 2–7 Mei 2025 dan menjadi ruang kontemplasi akan hubungan manusia dan alam yang mulai retak.
Dengan tajuk “Kabarku, Sang Air...”, lebih dari 30 karya dari 16 seniman dan 7 komunitas dituangkan sebagai bentuk kegelisahan sekaligus harapan. Air, yang selama ini hadir begitu setia, dihadirkan dalam bentuk-bentuk visual yang menyentuh hati. Ia bukan sekadar objek, tapi menjadi narasi tentang krisis, kehilangan, dan kesempatan untuk menyembuhkan.
Digagas oleh Stekpohon Collective—mahasiswa Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta—pameran ini bukan hanya tugas akhir semester, tetapi juga pernyataan cinta pada bumi. Di balik dinding galeri, kita akan menemukan suara Nasirun yang puitis, keprihatinan Wayang Sampah yang bersuara lantang, hingga jejak-jejak lembut komunitas Resan Gunung Kidul yang menjaga mata air dengan tangan dan doa.
Kurator Agustino Enrico Putra Perkasa menenun karya-karya ini menjadi satu lanskap emosional, di mana air tak lagi sekadar cairan, tetapi menjadi cermin dari siapa kita hari ini. Dibuka oleh G.K.R. Mangkubumi pada 2 Mei 2025 pukul 15.00 WIB, “Napak Teles” terbuka untuk umum setiap hari pukul 12.00–20.00 WIB.
Lewat pameran ini, air tak hanya mengalir di sungai—tapi juga di mata, di hati, dan semoga, di kesadaran kita semua. (*)