Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 Kembali Digelar

Reporter

Editor

Yefri

image-gnews
Malam Anugrah Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Malam Anugrah Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Iklan

Info Event - Sabtu malam, 28 Juni 2025, lantai tiga Graha Utama di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Senayan, Jakarta, menjadi saksi kembalinya malam yang telah dua tahun absen: Malam Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK). Setelah kepergian Richard Oh pada 2022, pendiri sekaligus motor utama penghargaan ini, banyak yang meragukan KSK dapat kembali hidup. Namun semangat yang ditanamkan Richard, cinta yang tulus untuk sastra Indonesia, menjadi bahan bakar kebangkitan penghargaan ini tahun ini.

Dengan dukungan dari Dana Indonesiana, Kementerian Kebudayaan RI, dan LPDP, serta sederet sponsor dan mitra media, Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI) berhasil menyelenggarakan kembali KSK dengan format yang lebih mapan. Direktur Program KSK, Gema Laksmi Mawardi, menjelaskan bahwa tahun ini penghargaan dibagi dalam tiga kategori: kumpulan cerpen, novel, dan puisi, dengan total hadiah Rp100 juta per kategori—Rp75 juta untuk penulis, dan Rp25 juta untuk pembelian buku pemenang.

Para kurator KSK 2025, yakni Eka Kurniawan, Hasan Aspahani, dan Nezar Patria, menyampaikan bahwa penyelenggaraan kali ini tak hanya bentuk apresiasi, tapi juga bagian dari upaya membangun ekosistem sastra yang berkelanjutan. Sastra tak bisa berdiri sendiri, dan karena itu KSK merancang strategi jangka panjang, termasuk penerbitan antologi ulasan pemenang dan buku pusaka sastra Indonesia abad ke-20 hingga kini.

Malam penganugerahan juga menjadi ruang penghormatan bagi para tokoh yang telah mewarnai sejarah KSK. Nama-nama seperti Sapardi Djoko Damono, Hamsad Rangkuti, Gunawan Maryanto, hingga sang pendiri Richard Oh, dikenang dengan penuh khidmat.

Dewan juri yang diketuai Djoko Saryono dan beranggotakan Kurnia Effendi, Asep Subhan, Ni Made Purnama Sari, serta Inggit Putria Marga, menetapkan tiga buku terbaik tahun ini berdasarkan penilaian mendalam dan diskusi kolektif. Mereka menekankan pentingnya teks sebagai pusat penilaian, tanpa bias gender, penerbit, atau lokasi geografis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya, Sasti Gotama memenangkan kategori cerpen melalui Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu yang menawarkan ironi tajam dan perspektif unik. Cicilia Oday, dengan Duri dan Kutuk, memikat juri lewat kedalaman karakter dan narasi yang menyinggung hubungan getir manusia dan alam. Sementara Esha Tegar Putra menghadirkan elegi emosional dan kaya imaji dalam kumpulan puisinya Hantu Padang, yang digambarkan sebagai kepulangan penuh luka dan meditasi atas ingatan masa lalu.

Trofi KSK tahun ini didesain oleh perupa Cecil Mariani. Bentuknya memvisualkan kurva khatulistiwa yang bergerak dalam spiral spektral, menggambarkan narasi sastra yang terus berkembang dan berdialektika dengan gagasan, intuisi, dan imajinasi kolektif.

“Apabila KSK kembali, itu bukan karena kami bisa menggantikan Richard,” ujar Pratiwi Juliani, Ketua YRKI, “tetapi karena kami ingin mewarisi semangatnya: mencintai sastra Indonesia dan bekerja untuk memberikan dampak positif pada seluruh ekosistemnya.”

Malam itu, lebih dari sekadar penghargaan, KSK menjadi panggung bagi semangat baru dalam sastra Indonesia: kerja kolektif, keberlanjutan, dan cita-cita besar agar karya penulis Indonesia bisa menyeberangi batas bahasa dan budaya, menuju pembaca global. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerpen Sasti Gotama Soroti Kekerasan dalam Institusi Agama

22 jam lalu

Penulis Cicilia Oday dan Sasti Gotama (kanan) selepas menerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa di Gedung A Kementerian Kebudayaan, Jakarta Pusat, 28 Juni 2025. Tempo/Ihsan Reliubun
Cerpen Sasti Gotama Soroti Kekerasan dalam Institusi Agama

Penulis Sasti Gotama mengulik berbagai kekerasan dalam bukunya dan mempertanyakan bagaimana arti menjadi manusia.


3 Fokus Utama Penentuan Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa

1 hari lalu

Penulis novel Duri dan Kutuk, Cicilia Oday,menerima piala penghargaan pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 Kategori Novel dari Ketua Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia Pratiwi Juliani di Kementerian Kebudayaan, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 28 Juni 2025. TEMPO/Ihsan Reliubun.
3 Fokus Utama Penentuan Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa

Dewan Juri memilih tiga karya sastra pilihan Kusala Sastra Khatulistiwa dengan berfokus pada tiga hal.


Tiga Buku Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa

1 hari lalu

Tiga kurator Kusala Sastra Khatulistiwa 2025, Nezar Patria (kiri), Eka Kurniawan, Eka Kurniawan, dan Hasan Aspahani, berpidato jelang pengumuman karya sastra terpilih di Gedung A Kementerian Kebudayaan, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 28 Juni 2025. TEMPO/Ihsan Reliubun.
Tiga Buku Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa

Tiga karya sastra pilihan Kusala Sastra Khatulistiwa diumumkan. Pemenangnya diIsyaratkan oleh seekor kucing hitam.


Setelah 165 Tahun, 'Max Havelaar' Multatuli Dinilai Masih Relevan

8 hari lalu

Guru Besar Emeritus Sastra Afrika Selatan Sane Jansen berbicara dalam Simposium Internasional Multatuli di Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda pada 18 Juni 2025. Tempo/Linawati Sidarto
Setelah 165 Tahun, 'Max Havelaar' Multatuli Dinilai Masih Relevan

Simposium Internasional Multatuli di Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda mengevaluasi perkembangan mutakhir novel legendaris Max Havelaar.


Nomine Kusala Sastra Khatulistiwa Susun Ulang Identitas

13 hari lalu

Kusala Sastra Khatulistiwa memberi hadiah besar, Rp 100 juta untuk membantu meringankan beban hidup penulis.
Nomine Kusala Sastra Khatulistiwa Susun Ulang Identitas

Karya dari nomine penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa menunjukkan pengerahan daya kreatif, energi, dan kerja kreatif sastrawan Indonesia.


Kusala Sastra Khatulistiwa Umumkan Lima Daftar Pendek Hari Ini

13 hari lalu

Kusala Sastra Khatulistiwa memberi hadiah besar, Rp 100 juta untuk membantu meringankan beban hidup penulis.
Kusala Sastra Khatulistiwa Umumkan Lima Daftar Pendek Hari Ini

Kusala Sastra Khatulistiwa mengumumkan lima karya terbaik dari setiap kategori. Lebih unggul dari karya lain.


Menteri Kebudayaan Prancis Dorong Kerja Sama Sastra dan Fesyen dengan Indonesia

32 hari lalu

Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati mengunjungi pameran kesenian di Bentara Budaya, Jakarta, pada Rabu, 28 Mei 2025. Tempo/Savero Aristia Wienanto
Menteri Kebudayaan Prancis Dorong Kerja Sama Sastra dan Fesyen dengan Indonesia

Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati mendorong kerja sama di bidang sastra dan fesyen dengan Indonesia.


Kusala Sastra Khatulistiwa Umumkan 10 Karya Nominasi

44 hari lalu

Kusala Sastra Khatulistiwa memberi hadiah besar, Rp 100 juta untuk membantu meringankan beban hidup penulis.
Kusala Sastra Khatulistiwa Umumkan 10 Karya Nominasi

Kusala Sastra Khatulistiwa umumkan 10 karya terpilih. Sebulan berikutnya akan diumumkan daftar pendek sastra terpilih.


Film dari Karya Sastra: Perang Kota hingga Bumi Manusia

53 hari lalu

Poster film Perang Kota. Foto: Instagram.
Film dari Karya Sastra: Perang Kota hingga Bumi Manusia

Film Perang Kota diadaptasi dari novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Ini deretan film lain yang diangkat dari karya sastra.


Penyair Peringati Hari Puisi Nasional dengan Upacara

28 April 2025

Untuk memperingati 100 tahun usia Chairil Anwar, Galeri Salihara Jakarta menggelar pameran bertajuk
Penyair Peringati Hari Puisi Nasional dengan Upacara

Hari Puisi Nasional yang jatuh pada 28 April 2025 diperingati dengan upacara puisi, diskusi sastra, hingga baca puisi.