Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Salah Kaprah Pemakaian Istilah OCD

Editor

Yefri

image-gnews
Psikolog Nimaz Dewantary menyampaikan materi terkait Obsessive Compulsive Disorder (OCD) pada Webinar Menuju Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia Tahun 2023.
Psikolog Nimaz Dewantary menyampaikan materi terkait Obsessive Compulsive Disorder (OCD) pada Webinar Menuju Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia Tahun 2023.
Iklan

Info Event - “Duh Aku OCD banget deh” – Tidak jarang kita mendengar orang lain, keluarga kita, atau bahkan diri kita sendiri mengucapkan kalimat ini. Kerap kali kita menggunakan istilah “OCD” untuk menjelaskan keinginan untuk menjaga kebersihan atau mengatur barang-barang dengan rapi. Tapi, sebetulnya apa itu Obsessive Compulsive Disoder (OCD)?

Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) pada Sabtu,  30 September 2023 menyelenggarakan Webinar Menuju Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia Tahun 2023 dengan judul "Tanggap dan Berdaya, Memahami dan Mengatasi Gangguan Obsesif Kompulsif", melalui platform Zoom. Kegiatan ini dihadiri oleh 207 peserta dari berbagai  kalangan,  baik  anggota  IPK  Indonesia  maupun  non-anggota  yang  terdiri  dari konselor, mahasiswa psikologi, caregiver pengidap OCD hingga masyarakat umum.

Narasumber pada kegiatan ini adalah Nimaz Dewantary, M.Psi., Psikolog dan Nena Mawar Sari, S.Psi., Psikolog. Kedua  narasumber  secara  bergantian menyampaikan materi terkait Obsessive Compulsive Disorder (OCD), mulai dari sejarah, prevalensi, subtipe OCD, hingga pendampingan dan penanganan yang dapat dilakukan pada individu pengidap OCD.

Pengertian Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

OCD terdiri dari dua hal, yaitu obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran, gambaran atau dorongan yang berulang terkait kecemasan, yang terus menerus, mengganggu, dan tidak diinginkan. Sedangkan kompulsi yakni perilaku berulang, yang muncul sebagai respon terhadap suatu obsesi. Untuk dapat didiagnosa sebagai OCD, obsesi dan kompulsi harus memakan waktu (lebih dari satu jam per hari) atau memberi dampak stress yang signifikan pada area kehidupan individu. Misalnya, individu menghabiskan waktu untuk mencuci tangan hingga 30 menit setiap setelah menyentuh suatu hal yang dianggap terkontaminasi bakteri. Individu yang mengidap OCD menyadari bahwa mereka sebetulnya tidak menginginkan melakukan perilaku tersebut, namun mereka tidak kuasa menahan dorongan obsesi dan kompulsi yang dirasakannya.

Etiologi OCD

Secara pasti belum ditemukan penyebab dari OCD tetapi terdapat beberapa hal yang menjadi faktor resiko, diantaranya faktor genetil, neurobiologis (kelainan pada otak), reaksi autoimun dan sistem kekebalan tubuh yang menyerang bagian tertentu di otak, dan faktor lingkungan. Termasuk di dalam faktor lingkungan seperti kejadian buruk pada masa perinatal, kelahiran prematur, penggunaan tembakau oleh ibu saat hamil, pelecahan fisik dan seksual di masa kanak-kanak, intimidasi dan kejadian stres atau trauma lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Subtipe OCD

Meskipun OCD yang paling umum diketahui oleh awam adalah terkait kekhawatiran berlebih terhadap zat/ benda yang dianggap terkontaminasi (contamination OCD), sebetulnya ada banyak subtype OCD, yaitu: Harm OCD (takut menyakiti diri sendiri atau orang lain, khawatir berlebih terhadap gambaran kekerasan dalam pikiran), Symmetry/Just right/Perfectionism OCD (khawatir berlebih tidak melakukan tugas dengan sempurna dan benar), Relationship OCD (kekhawatiran berlebih terhadap pasangan), dan masih banyak lainnya.

Penanganan dan Pendampingan

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk menangani OCD diantaranya: Psikoterapi dengan psikolog klinis melalui Exposure and Response Prevention therapy (ERP). Selain itu, dapat dilakukan juga farmakoterapi oleh psikiater, dan electroconvulsive-therapy. Keluarga sebagai orang terdekat dari orang yang mengalami OCD dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: mengedukasi diri terkait dengan apa itu OCD, tidak memberi stigma, dan mendorong pengidap OCD untuk mendapatkan penanganan oleh psikolog klinis.

Webinar “Tanggap dan Berdaya, Memahami dan Mengatasi Gangguan Obsesif Kompulsif” memberikan insight bahwa orang normal pada umumnya pernah berpikir negatif, namun hal tersebut dapat dihentikan. Sedangkan, individu pengidap OCD tidak dapat menghentikannya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala gangguan ini, salah satunya yakni dengan melakukan psikoterapi. Terapi tidak menghilangkan kecemasannya, namun mengajarkan cara merespon kecemasannya dengan lebih adaptif. ERP memberi hasil yang cukup signifikan dalam proses terapi pada pasien yang mengidap OCD.

IPK Indonesia mengundang seluruh psikolog klinis, psikolog, tenaga Kesehatan, konselor, praktisi kesehatan, dosen, ilmuwan, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam Temu Ilmiah Nasional V 2023. Acara Temilnas akan diadakan pada 28-29 Oktober 2023, diawal dengan Pra-Temilnas pada 26-27 Oktober 2023 di Nusa Dua, Bali. Temilnas V mengundang berbagai narasumber yang expert di bidangnya, baik dari dalam negeri maupun pembicara internasional. Informasi lebih lengkap dapat diakses melalui media sosial Intagram @ipk_indonesia atau pranala https://ipk.id. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ghisca dan Anggi Dua Tersangka Penipuan Berjumlah Besar, Psikolog: Gen Z Cenderung Naif

9 hari lalu

RFP alias Anggi tersangka pembajak paket Shopee Express senilai Rp 337 juta. Foto Polda Metro
Ghisca dan Anggi Dua Tersangka Penipuan Berjumlah Besar, Psikolog: Gen Z Cenderung Naif

Ghisca dan Anggi memiliki kesamaan, yaitu berstatus mahasiswa dan berusia muda yang masuk dalam kategori generasi Z atau Gen Z.


Pentingnya Pemahaman Moral Anak untuk Hindari Perundungan

42 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Pentingnya Pemahaman Moral Anak untuk Hindari Perundungan

Pemahaman moral sejak usia dini penting diajarkan orang tua agar anak tidak menjadi pelaku perundungan di kemudian hari.


KPAI Sarankan Ibu yang Tenggelamkan Bayi ke Ember Diberi Pendampingan Psikolog dan Peksos

44 hari lalu

Ilustrasi bayi. freepik.com
KPAI Sarankan Ibu yang Tenggelamkan Bayi ke Ember Diberi Pendampingan Psikolog dan Peksos

KPAI menyebut ibu bayi dalam keadaan rentan setelah melahirkan sehingga perlu didampingi peksos alias pekerja sosial dan psikolog.


Tanda Trauma Masa Lalu, Selalu Bertemu Masalah yang Sama

45 hari lalu

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Tanda Trauma Masa Lalu, Selalu Bertemu Masalah yang Sama

Psikolog mengatakan salah satu tanda orang memiliki trauma di masa lalu adalah selalu bertemu dengan pola masalah yang sama dalam kehidupan.


Kondisi Compassion Fatigue, Sulit Berempati Tersebab Kelelahan Mental

46 hari lalu

Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock
Kondisi Compassion Fatigue, Sulit Berempati Tersebab Kelelahan Mental

Kondisi kelelahan mental karena berlebihan berempati akhirnya seperti tak merasakan apa-apa menandakan compassion fatigue


Psikolog dan Kementerian Bicara Fenomena Stres Berujung Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

48 hari lalu

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain
Psikolog dan Kementerian Bicara Fenomena Stres Berujung Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

Psikolog Klinis Dewasa, Wiwit Puspitasari Dewi mengatakan stres adalah situasi yang wajar dialami oleh semua orang, termasuk mahasiswa.


Marak Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Ini Tanda-tandanya dan Cara Mencegahnya

48 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Marak Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Ini Tanda-tandanya dan Cara Mencegahnya

Fenomena bunuh diri menjadi marak di kalangan mahasiswa belakangan ini. Selama Oktober 2023 ini saja, sudah ada empat dugaan kasus mahasiswa Indonesia melakukan tindakan bunuh diri. Psikolog Anak, Astrid W.E.N mengungkapkan bahwa biasanya, gejala awal dari depresi yang berujung pada kecenderungan bunuh diri berawal dari pikiran individu.


Daftar 15 Fobia Aneh di Dunia, Ada yang Takut Jomblo

56 hari lalu

Ilustrasi wanita menolak makanan atau fobia makan. shutterstock.com
Daftar 15 Fobia Aneh di Dunia, Ada yang Takut Jomblo

Daftar fobia aneh di dunia, antara lain Agmenofobia, Atelofobia, Anuptafobia, Chornofobia, Cibofobia,


Teori soal OCD Menurut Ilmuwan, Kapan Perlu Bantuan Medis?

30 September 2023

Ilustrasi wanita cemas. Freepik.com/Wayhomestudio
Teori soal OCD Menurut Ilmuwan, Kapan Perlu Bantuan Medis?

Meski gejala ringan atau ada kebiasaan seperti perfeksionis, OCD tetap butuh diagnosa klinis serta bantuan medis.


Peneliti Ungkap Orang Cenderung Cari Pasangan yang Mirip, dari Segi Apa?

17 September 2023

Ilustrasi pasangan/Whatsapp
Peneliti Ungkap Orang Cenderung Cari Pasangan yang Mirip, dari Segi Apa?

Banyak yang mengaku memilih pasangan dengan sifat dan kesenangan yang berlawanan tapi penelitian menyebut kebanyakan pasangan memiliki kesamaan.