Gaharu Bumi Innovation Challenge: Menciptakan Solusi Inovatif untuk Krisis Iklim

Reporter

Editor

Yefri

Senin, 4 Maret 2024 12:00 WIB

Penampilan Sa-Fun, finalis Gaharu Bumi Innovation Challenge yang mendorong kesadaran konsumsi energi melalui permainan interaktif.

Info Event - Tanggal 2 Maret 2024 menjadi saksi ketegangan dan antusiasme di Hotel Ciputra, Jakarta, ketika 29 finalis Gaharu Bumi Innovation Challenge berkompetisi di depan dewan juri dan publik. Inovasi yang diusulkan oleh para peserta tidak hanya menginspirasi tetapi juga memiliki potensi untuk mengatasi krisis iklim yang sedang melanda. Dalam acara yang digelar oleh Ashoka dan Kok Bisa, dengan dukungan Kementerian Dalam Negeri dan Ford Foundation, semangat perubahan untuk memperlambat krisis iklim terus diperkuat.

Dari 29 tim yang berkompetisi, 9 kelompok berhasil meraih gelar juara dalam Gaharu Bumi Innovation Challenge. Para pemenang ini tidak hanya meraih penghargaan, tetapi juga membawa solusi inovatif yang dapat diterapkan secara luas oleh masyarakat. Inovasi tersebut melibatkan konservasi air, pengelolaan energi, penggunaan barang yang sudah ada, pengelolaan sampah, penanaman pohon di bantaran sungai, hingga pembangunan fasilitas pemukiman rakyat yang manusiawi dan berkelanjutan.

Pemenang dalam kategori Keluarga juga mendapat perhatian khusus dengan tiga inovasi paling menginspirasi tanpa urutan tertentu. "EcoEnzyme: Dari Sisa Jadi Cinta" dari DKI Jakarta mengajak keluarga untuk mengubah sisa makanan menjadi eco-enzyme yang bermanfaat. "Pakai Yang Ada" dari Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, merubah cara pandang dan perilaku di keluarga dan pesantren untuk menggunakan yang sudah ada sebagai implementasi 3-R. Sementara "Pesantren Ekologi Ath-Thaariq" dari Garut, Jawa Barat, membangun sistem yang melibatkan seluruh anggota pesantren untuk mengelola lahan dan sumber daya pesantren dengan keadilan ekologis.

Kategori Orang Muda menyuguhkan pemenang yang sangat menarik. Pemenang pertama, "John Paul Green" dari Maumere, NTT, membangun kesadaran siswa sekolah menengah untuk menanam pohon, mengurangi sampah, dan mengolah sampah menjadi eco-brick. Pemenang kedua, "Sa-Fun: Saving Energy is Fun" dari Tangerang Selatan, mendorong kesadaran konsumsi energi melalui permainan interaktif. Sementara pemenang ketiga, "Harverse" dari Malang, Jawa Timur, membangun rantai pasok kopi berkualitas yang juga ramah lingkungan.

Pemenang dalam kategori Komunitas juga menghadirkan solusi yang luar biasa. Pemenang pertama, "Jaga Semesta" dari DIY, mengajak masyarakat untuk peduli terhadap mata air dan merestorasinya. Pemenang kedua, "Paguyuban Kalijawi" dari DIY, membangun kekuatan kolektif masyarakat di bantaran Sungai Gajahwong agar dapat hidup dengan lebih aman dan layak, termasuk menghadapi krisis iklim. Pemenang ketiga, "Koperasi Bima Lukar," berfokus pada kesadaran peternak untuk menanam pohon di pinggir DAS Sedayu guna mendapatkan hijauan pakan ternak dan melindungi sungai dari sedimentasi.

Advertising
Advertising

Gaharu Bumi Innovation Challenge bukan hanya sebuah ajang kompetisi, tetapi juga sebuah panggung bagi para pemikir inovatif dan penggerak perubahan. Melalui upaya mereka, semangat untuk melindungi bumi dan menciptakan solusi berkelanjutan semakin membara, membuktikan bahwa setiap individu dan kelompok memiliki peran penting dalam menghadapi krisis iklim. (*)

Berita terkait

SBY Suarakan Aksi Selamatkan Lingkungan Lewat Lagu Save Our World

7 hari lalu

SBY Suarakan Aksi Selamatkan Lingkungan Lewat Lagu Save Our World

Lagu tersebut, menurut SBY, merupakan ekspresi kepeduliannya terhadap bumi yang kini menghadapi ancaman serius akibat krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Suarakan Krisis Iklim, Kunto Aji dan Sukatani Kumpul di Ubud

10 hari lalu

Suarakan Krisis Iklim, Kunto Aji dan Sukatani Kumpul di Ubud

Kunto Aji dan Sukatani berkumpul bersama para musisi lain di Ubud, Bali untuk mengikuti lokakarya memahami masalah krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Agar Anak Muda Jadi Agen Perubahan Tangani Krisis Lingkungan

17 hari lalu

Agar Anak Muda Jadi Agen Perubahan Tangani Krisis Lingkungan

Anak muda memiliki peran penting dalam menularkan pengetahuan soal dampak perubahan iklim kepada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Krisis Iklim, Perempuan, dan Suara yang Terpinggirkan

26 hari lalu

Krisis Iklim, Perempuan, dan Suara yang Terpinggirkan

Mirisnya, mereka yang memiliki andil terkecil dalam penyebab krisis iklim justru menanggung dampak terparah akibat kerusakan alam.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Krisis Beras di Jepang

31 hari lalu

Serba-serbi Krisis Beras di Jepang

Ada tiga hal yang menyebabkan Jepang mengalami krisis beras.

Baca Selengkapnya

Gletser Carstensz Diprediksi Punah 2030, Ini Kata Indonesia

39 hari lalu

Gletser Carstensz Diprediksi Punah 2030, Ini Kata Indonesia

Indonesia memperingatkan bahwa Gletser Carstensz di Papua-gletser tropis terakhir di Asia Tenggara-diprediksi punah pada 2030 setelah kehilangan 64% areanya sejak 2018, membuktikan krisis iklim tidak mengenal batas geografis dan mendesak penguatan kerja sama multilateral global.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Pemahaman Krisis Iklim dengan Musik dan Cerita

40 hari lalu

Tingkatkan Pemahaman Krisis Iklim dengan Musik dan Cerita

Musisi dan pelaku budaya berkumpul di Bali untuk menunjukkan betapa seni bisa menginspirasi masyarakat beraksi mengatasi krisis iklim

Baca Selengkapnya

14 Remaja Raih Gelar Ashoka Young Changemaker 2025, Bawa Solusi Isu Disabilitas hingga Energi

45 hari lalu

14 Remaja Raih Gelar Ashoka Young Changemaker 2025, Bawa Solusi Isu Disabilitas hingga Energi

Sebanyak 14 remaja dari sembilan kota dan kabupaten di Indonesia dianugerahi gelar Ashoka Young Changemaker 2025.

Baca Selengkapnya

Jose Mujica, Presiden "Termiskin di Dunia", Wafat

57 hari lalu

Jose Mujica, Presiden "Termiskin di Dunia", Wafat

Jose Mujica, mantan gerilyawan Marxis yang dikenal dengan julukan 'Pepe', menjadi sosok yang dicintai karena gaya hidupnya yang sederhana.

Baca Selengkapnya

Keresahan SBY Melihat Perang di Mana-mana: Krisis Iklim Lebih Krusial

59 hari lalu

Keresahan SBY Melihat Perang di Mana-mana: Krisis Iklim Lebih Krusial

SBY merujuk kepada perang fisik maupun perang ekonomi yang membuat isu lebih krusial jadi terabaikan, yakni krisis iklim dan lingkungan.

Baca Selengkapnya