Science Film Festival 2023 Gaungkan Pentingnya Restorasi Ekosistem kepada Pelajar di 70 Kota

Reporter

Editor

Yefri

Minggu, 22 Oktober 2023 07:04 WIB

Science Film Festival 2023

Info Event – Science Film Festival kembali hadir di Indonesia dalam edisi keempat belas, menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 70 kabupaten/kota secara hybrid mulai 21 Oktober hingga 30 November 2023. Tahun ini, festival yang diinisiasi Goethe-Institut ini mengusung tema “Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB”. Para siswa-siswi akan mengeksplorasi pentingnya perlindungan dan pemulihan ekosistem melalui pemutaran filmfilm internasional yang disertai berbagai eksperimen sains yang menyenangkan.

Science Film Festival di Indonesia akan memutar 18 film dari 12 negara, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Chile, Indonesia, Inggris, Jerman, Kazakhstan, Kolombia, Tanzania, dan Thailand. Film-film yang sudah dikurasi untuk Science Film Festival dijadwalkan diputar bergantian secara luring di sekolah-sekolah di Jabodetabek, Blitar, Surabaya, Belitung Timur, dan Medan, yang diikuti eksperimen sains. Sejumlah pusat sains di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, serta Pontianak juga turut berpartisipasi menggelar pemutaran dan eksperimen sains secara luring.

Sementara itu, pemutaran film dan demonstrasi eksperimen sains akan berlangsung secara daring via platform Zoom bagi siswa-siswi di kota-kota selain yang disebutkan di atas, antara lain di Aceh, Arguni, Bintuni, Dolok Sanggul, Flores Timur, Jayapura, Kefamenanu, Pematang Siantar, Sidikalang, Sumbawa, Tobelo, Waikabubak, dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2023, Science Film Festival menjadi mitra pendukung resmi agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Agenda tersebut mengacu kepada periode 2021 hingga 2030, yang sekaligus merupakan tenggat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan periode yang diyakini para ilmuwan sebagai jendela terakhir untuk mencegah perubahan iklim yang berpotensi membawa bencana. Restorasi ekosistem berarti membantu ekosistem yang rusak atau hancur untuk kembali pulih, sekaligus melestarikan ekosistem yang masih utuh.

Dr. Stefan Dreyer, Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, saat pembukaan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 di Plaza Insan Berprestasi, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, menyampaikan bahwa Science Film Festival berkomitmen menyoroti pentingnya pertimbangan ekosistem dalam pengelolaan lahan, air, dan sumber daya hayati secara terpadu. Tak hanya itu, komitmen ini juga menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan upaya mengatasi penggurunan, degradasi lahan, erosi dan kekeringan, kehilangan keanekaragaman hayati, dan kelangkaan air.

Advertising
Advertising

“Hal-hal ini dipandang sebagai tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam pembangunan berkelanjutan global. Dengan menghadirkan film dari berbagai belahan dunia dengan topik-topik ilmiah untuk penonton muda, kami berharap dapat menumbuhkan kreativitas serta semangat pemuda bereksplorasi dan mencintai sains,“ katanya.

Festival tahun ini didukung oleh sejumlah mitra utama, yakni Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kedutaan Besar Republik Federal Jerman; inisiatif “Sekolah: Mitra menuju Masa Depan” (PASCH); Bildungskooperation Deutsch (BKD); RollsRoyce; Universitas Paramadina; Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya; Universitas Negeri Jakarta, dan PGRI. Tak hanya itu, penyelenggaraan festival ini bekerja sama dengan lebih dari 300 mitra lokal, di antaranya mencakup sekolah, institusi pendidikan, pusat sains, komunitas, dan mitra media.

Tatang Muttaqin, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mengatakan tema yang diangkat Science Film Festival kali ini tidak hanya merefleksikan panggilan untuk bertindak, tetapi juga menggambarkan tekad bersama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan lestari bagi generasi mendatang. “Penting bagi generasi muda untuk mengetahui dan menguasai sains bagi keberlangsungan lingkungan kita. Saya harap acara ini tidak hanya menyuguhkan film yang berkualitas dan menginspirasi imajinasi tentang sains, namun juga bisa membuka pemikiran adik-adik bahwa sains itu menyenangkan,” ucapnya.

Ina Lepel, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, menyatakan, “Melalui sains, kita makin paham tentang pentingnya ekosistem yang sehat bagi kehidupan manusia, upaya mengatasi perubahan iklim, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Tak diragukan lagi, kemajuan di bidang sains akan memainkan peran yang sama pentingnya dalam rangka menemukan solusi bagi tantangan yang kita hadapi.“

Resmi dibuka

Saat pembukaan Science Film Festival 2023 berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek, Jakarta, lebih dari 200 pelajar menyaksikan film animasi Indonesia berjudul Sang Penerang Desa, yang bercerita tentang pengalaman Puni tinggal di desa dan menemukan inspirasi untuk membawa perubahan di desa-desa Indonesia dengan membangun pembangkit listrik tenaga mikro-hidro. Selain itu, para siswa-siswi menonton Checker Tobi: The Waste Check, film asal Jerman yang mengajak penontonnya melihat bagaimana sampah kemasan berbahan plastik dapat diolah menjadi sesuatu yang baru.

Setelah menyaksikan kedua film, sejumlah siswa berpartisipasi dalam eksperimen sains bernama “Gas Karbondioksida“. Para siswa menerima tantangan untuk meniup balon serta memadamkan api dengan menggunakan gas karbondioksida, hanya dengan menggunakan asam cuka dan baking soda.

Sejak diluncurkan di Thailand pada tahun 2005, Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains kepada pemuda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur. Science Film Festival diperkenalkan dan diadakan di Indonesia pada tahun 2010 seiring dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu.

Dalam perjalanan waktu, festival ini telah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di dunia untuk jenisnya, dengan sekitar 700.000 penonton di lebih dari 20 negara selama edisi tahun 2022, termasuk 66.533 penonton di Indonesia. Festival tahun ini diselenggarakan secara internasional di 21 negara sejak 1 Oktober sampai 20 Desember. (*)

Berita terkait

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

3 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

28 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Dirjen Dikti dan Gunadarma Kick-off Kedaireka 2024

43 hari lalu

Dirjen Dikti dan Gunadarma Kick-off Kedaireka 2024

Era di mana inovasi menjadi pondasi kemajuan, sinergi antara dunia akademik dan industri menjadi faktor penting dalam mendorong kemajuan suatu bangsa.

Baca Selengkapnya

Bappebti Keluarkan Surat Edaran untuk Atur Ekosistem Pasar Fisik Aset Kripto

47 hari lalu

Bappebti Keluarkan Surat Edaran untuk Atur Ekosistem Pasar Fisik Aset Kripto

Bappebti menerbitkan SE yang mengatur tentang optimalisasi ekosistem aset kripto pada penyelenggaraan perdagangan pasar fisik aset kripto di Bursa Berjangka.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

53 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

2 Maret 2024

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik Menurut Erick Thohir

20 Februari 2024

Pentingnya Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik Menurut Erick Thohir

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan pandangan terkait pentingnya pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Primata Nasional

30 Januari 2024

Asal-usul Hari Primata Nasional

Hari primata merupakan salah satu kampanye untuk menjaga populasi hewan tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

KKP Dukung Timor Leste Kelola Ruang Laut

23 Januari 2024

KKP Dukung Timor Leste Kelola Ruang Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut siap menjadi mitra strategis bagi Pemerintah Timor Leste dalam upaya mengembangkan dan memprioritaskan penguatan pengelolaan ekosistem pesisir dan laut.

Baca Selengkapnya