Menengok Praktik Kesetaraan Gender di SMAN * Kota Malang

Reporter

Editor

Yefri

Jumat, 28 Oktober 2022 15:45 WIB

Kegiatan CREATE di SMAN 8 Kota Malang, Jawa Timur

Info Event - Banyak sekolah masih memperjuangkan adanya kesetaraan gender, sementara SMAN 8 Kota Malang sudah menerapkannya, baik di tingkat pengajar maupun peserta didik. Laki-laki tidak mendominasi ruang-ruang berorganisasi, sementara keterlibatan perempuan terus didorong. Lantas, bagaimana praktik bak ini dapat mendukung terciptanya toleransi di sekolah?

SMAN 8 Kota Malang adalah salah satu contoh sekolah yang sukses menghilangkan stigma perbedaan gender. Siswa laki-laki tidak mendapat perlakuan istimewa dibanding siswa perempuan. Peran gender di sini tidak terlihat sebagai persaingan, tapi justru saling melengkapi. Sudah beberapa kali kepala sekolah dipimpin oleh sosok perempuan. Paling baru, dalam tiga tahun terakhir ketua OSIS yang terpilih di sekolah ini juga perempuan semua.

Tasrikha Ikawati, selaku guru Bahasa Inggris dan wakil kepala kesiswaan SMAN 8 Kota Malang periode 2019-2022 yang akrab disapa Ibu Ika, memaparkan bila keterpilihan mereka menempati posisi-posisi tersebut semata-mata karena kecerdasan dan kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kualitas mereka memang sudah melewati beberapa tahap pengujian, yang pada akhirnya sampai pada sesi pemilihan oleh warga sekolah.

Semua siswa SMAN 8 Kota Malang dipersiapkan untuk menghadapi persaingan, mereka juga dibekali dengan pengetahuan keadilan dan kesetaraan yang bagus sehingga tolak ukur pemimpin bukan lagi pada gender tapi kemampuan. “Sejauh yang saya tahu, tidak pernah ada (masalah gender), baik guru atau siswa. Selama proses kami tidak melihat gendernya, baik laki maupun perempuan kami tidak melihat itu. Proses pemilihannya juga panjang sekali, ada tes administrasi, wawancara, tes tertulis. Kami selalu melihat pada hasil terbaik,” jelasnya. Biasanya akan terdapat masing-masing tiga kandidat calon ketua dan wakil ketua terpilih yang akan maju pada pemilihan OSIS. Mereka merupakan hasil seleksi ketat nan panjang yang mewakili anak-anak kelas 11 dan 10 sebagai calon ketua dan wakil ketua OSIS.

Begitu pun pemilihan ketua ekstrakurikuler, meskipun tidak berlangsung serumit pemilihan ketua OSIS, tetap ada langkah-langkah yang harus ditempuh. Sampai saat ini, ekstrakurikuler tidak pernah dikenalkan dan dibagi berdasarkan gender tertentu, sehingga porsi yang didapat sama banyaknya. Namun sekali lagi Ibu Ika menegaskan bukan masalah gender yang menjadi pertimbangan, tetapi kemampuan personal yang bersangkutan.

Advertising
Advertising

Sedangkan Rina Mariana atau Ibu Rina, guru bagian kesiswaan, juga partner pendamping Ibu Ika, juga mengomentari tentang bagaimana perempuan menjadi pemimpin. “Perempuan sebagai pemimpin sekarang wajar-wajar saja, karena seharusnya bukan karena perempuannya tapi karena kemampuannya. Kebetulan di sekolah ini yang bisa perempuannya. Kami melihatnya lebih pada kemampuannya masing-masing (terlepas dari latar belakang maupun gender),” ucapnya.

Atas dasar kesetaraan yang sudah melekat inilah kemudian sekolah menerima ajakan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang CREATE adakan, karena merasa nilai-nilai yang CREATE ajarkan bisa memperkuat lagi toleransi, pluralisme, dan kesetaraan gender di lingkungan mereka. Badar Satria Nusantara, salah satu alumni SMAN 8 Kota Malang membagikan pengalamannya selama mengikuti kegiatan CREATE, “Aku mikir awalnya CREATE kayak webinar biasa, tapi waktu aku ikut kegiatan CREATE itu acara yang paling niat untuk menumbuhkan rasa toleransi pada teman-teman yang seumuran aku.”

Pada praktiknya, sekolah pun ikut mengakomodir bagaimana kesetaraan berpendapat terjadi di lingkup sekolah. Soal kesetaraan pendapat, guru dan siswa mempunyai forum sarasehan yang dimaksudkan untuk menampung aspirasi siswa atau keluh kesah mereka selama bersekolah. Para guru dan murid kompak untuk bisa menjadi padu dan tetap menghormati satu sama lain, sejalan dengan tagline yang dianut ‘Sekolah Ramah Anak’, sesuai dengan arahan pemerintah yang dicanangkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2015.

Niangke Fairrachma, selaku ketua OSIS SMAN 8 Kota Malang yang masih menjabat hingga sekarang mengungkapkan pendapatnya mengenai perempuan dan kepemimpinan. Menurutnya, ada beberapa aspek yang memang berbeda dari laki-laki ataupun perempuan. Namun bila bicara soal kemampuan, tergantung individu masing-masing. Sebagai seorang anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung emansipasi, pikiran-pikiran yang mengedepankan laki-laki itu adalah pemikiran kuno. Laki-laki dan perempuan tercipta untuk saling melengkapi.

Lalu, bagaimana dengan sindiran-sindiran? Selama Niangke menjabat, pada dasarnya tetap ada perkataan yang meragukan kapasitasnya dalam memimpin karena dia perempuan. “Langsung di depan muka saya sih enggak ada, saya cuma denger-denger aja. Tapi teman-teman di sekolah luar saya sering mendengar kadang ada yang underestimate mereka, tapi tergantung individu masing-masing kalau bisa ngebuktiin, gender bukan jadi penghalang,” tutur Niangke.

Karena masih dalam masa kerjanya, Niangke mengadakan banyak program-program OSIS seperti latihan dasar kepemimpinan, berbagai macam perlombaan seni maupun olahraga, HUT Smarihasta, Kartini Day, dan lain semacamnya. Kegiatan CREATE juga menginspirasi Niangke dan teman-temannya untuk memasukkan materi tentang toleransi, pluralisme, dan kesetaraan gender dalam MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Yang patut digarisbawahi dari kesuksesan SMAN 8 Kota Malang dalam memberdayakan siswa perempuannya adalah dengan mendukung pihak laki-laki dan perempuan untuk berkompetisi dengan adil. Sekolah adalah pihak yang netral dan menyediakan segala keperluan siswa untuk berkembang. Menurut Niangke, inilah salah satu bentuk dukungan yang diperlukan oleh semua kalangan, “Dengan tidak mengurangi hak dan kewajiban dari kedua belah pihak, menurut saya itu sudah mendukung. Kesuksesan tidak selalu dipandang dengan setinggi jabatan. Kalau semisal dipandang seperti itu berarti yang paling sukses adalah presiden. Sukses kalau menurut saya adalah saya enjoy dengan apa yang saya jalani sekarang.”

“Ketika banyak yang bertanya bagaimana cara menjadi ketua OSIS, jujur saya enggak tahu jawaban pasti selain cuman bilang kamu percaya saja sama diri kamu, entah kamu jadi apapun nanti, kamu memang hebatnya di situ. Semua orang punya porsi dan tempatnya masing-masing,” ucap Niangke.

SMAN 8 Kota Malang memberikan contoh bagaimana penerapan nilai-nilai kesetaraan gender diwujudkan di lingkungan sekolah. Dengan adanya kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk ikut berpartisipasi dalam hal organisasi dan kepemimpinan. Selayaknya, sekolah menjadi tempat belajar yang nyaman dan aman untuk para siswa untuk berkembang dan berlatih. Dengan kesempatan yang sama, perempuan dapat menjadi Kartini-Kartini baru yang siap membangun Indonesia.

Konsorsium CREATE merupakan inisiasi Yayasan Hivos yang terinspirasi oleh nilai-nilai humanis bekerja sama dengan Rombak Media, Perkumpulan Pamflet Generasi, Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR), Youth Interfaith Forum on Sexuality (YIFOS), dan Center for Marginalized Communities Studies (CMARs), dengan dukungan dari The United States Agency for International Development. Konsorsium CREATE bersama-sama membuat program yang bertujuan untuk meningkatkan pluralisme dan toleransi di kalangan siswa. CREATE mengadopsi pendekatan berbasis seni dan budaya yang inovatif sebagai titik masuk mempromosikan toleransi dan pluralisme di tingkat sekolah menengah. (*)

Berita terkait

BTN Dukung Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

9 jam lalu

BTN Dukung Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menegaskan komitmen terhadap kesetaraan gender melalui penguatan peran perempuan dalam kepemimpinan dan transformasi organisasi.

Baca Selengkapnya

Cis Timor: Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan di Sektor Energi Masih Minim

7 hari lalu

Cis Timor: Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan di Sektor Energi Masih Minim

Pemahaman perempuan terhadap sektor energi dapat berdampak langsung pada keseharian mereka

Baca Selengkapnya

Wanita Bersanggul Indonesia Bedah Buku Trilogi Kartini Karya Wardiman Djojonegoro

15 hari lalu

Wanita Bersanggul Indonesia Bedah Buku Trilogi Kartini Karya Wardiman Djojonegoro

Trilogi Buku Kartini karya Wardiman Djojonegoro berbicara tentang surat-surat, riwayat hidup, hingga inspirasi Kartini tentang kesetaraan gender.

Baca Selengkapnya

Seri Ketiga Buku Kartini: Kesetaraan Gender di Indonesia

17 hari lalu

Seri Ketiga Buku Kartini: Kesetaraan Gender di Indonesia

Seri ketiga buku Kartini menguraikan tentang usaha kesetaraan gender di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Pekerja Perempuan Bisa Beri Nilai Tambah Perusahaan

19 hari lalu

Hari Kartini, Pekerja Perempuan Bisa Beri Nilai Tambah Perusahaan

Hari Kartini salah satu momen penting mendukung kesetaraan perempuan. MS Glow mengklaim sebanyak 80 persen pekerjanya adalah perempuan.

Baca Selengkapnya

Cara Pertamina Hidupkan Semangat Kartini di Era Modern

19 hari lalu

Cara Pertamina Hidupkan Semangat Kartini di Era Modern

Pertamina mendorong perempuan jadi penggerak bangsa lewat pembinaan UMKM, kelompok tani, edukasi kesehatan, dan kepemimpinan. Upaya ini untuk mewujdukan semangat Kartini mengangkat harkat perempuan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini 2025, Gus Ipul Tekankan Kesetaraan Gender

20 hari lalu

Hari Kartini 2025, Gus Ipul Tekankan Kesetaraan Gender

Gus Ipul ajak perempuan tingkatkan kapasitas serta ingatkan tentang kesetaraan gender dan pendidikan. Kemensos rayakan Hari Kartini dengan lomba, seni, dan bantuan kepada lansia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Malang Raya Mengecam Kekerasan Aparat terhadap Massa Penolak UU TNI

43 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Malang Raya Mengecam Kekerasan Aparat terhadap Massa Penolak UU TNI

Koalisi Masyarakat Sipil Malang Raya mengungkap soal tindakan represif aparat keamanan gabungan saat demo menolak UU TNI.

Baca Selengkapnya

Mengapa Kekerasan Aparat di Demo Menolak Revisi UU TNI Masih Terjadi?

46 hari lalu

Mengapa Kekerasan Aparat di Demo Menolak Revisi UU TNI Masih Terjadi?

Aksi kekerasan terhadap peserta demo menentang pengesahan revisi UU TNI dinilai karena belum ada kesadaran di Polri soal kebebasan berekspresi.

Baca Selengkapnya

Puluhan Orang Terluka Saat Demo Tolak UU TNI di Kota Malang Kemarin

48 hari lalu

Puluhan Orang Terluka Saat Demo Tolak UU TNI di Kota Malang Kemarin

Unjuk rasa menentang UU TNI yang digelar di depan DPRD Kota Malang pada Ahad kemarin berujung ricuh. Puluhan orang terluka.

Baca Selengkapnya