Nicholas Saputra dan Happy Salma Garap Pentas Sudamala: Dari Epilog Calonarang
Editor
Yefri
Selasa, 6 September 2022 07:00 WIB

Info Event – Nicholas Saputra dan Happy Salma berkolaborasi mementaskan sebuah pertunjukan bertajuk Sudamala: Dari Epilog Calonarang pada 10-11 September 2022 di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Calonarang diambil dari karya sastra berusia ratusan tahun yang ditulis dalam bahasa Kawi di daun lontar. Epilog Calonarang bertajuk Sudamala dipilih karena dirasa relevan dengan konteks masa sekarang.
Sudamala berasal dari kata uddha yang berarti bersih, suci, atau bebas dari sesuatu; dan mala yang bersinonim dengan cemar, kotor, atau tak-murni. Maka, Sudamala merupakan upaya untuk menghilangkan yang cemar dari subyek.
"Ini sebenarnya masih ada kaitan dengan pandemi. Calonarang itu sering dihadirkan di Bali, salah satunya dalam hajatan atau pembersihan rutin daerah, wilayah, atau pembersihan diri. Mudah-mudahan di ujung-ujung bisa sekalian bersihkan hati dari hal-hal kurang baik yang selama ini kita alami," tutur Nicholas Saputra dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2022.
Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang adalah karya kolaborasi antara 80 orang seniman dan maestro Bali juga kota lainnya. Ini akan menjadi pentas tradisi pertama Titimangsa yang dipentaskan di area terbuka di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Pementasan ini juga akan menjadi pertunjukan berskala terbesar yang digarap Titimangsa sejak berdiri pada 2007
“Untuk membawa seni tradisi keluar dari Bali, membagi pengalaman yang kami rasakan kepada penonton di Jakarta misalnya, bukan hal yang mudah. Kami ingin menghadirkan pentas seni tradisi namun dengan tampilan dan bahasa yang universal. Ini juga tantangan bagi kami untuk membuat formula baru dengan durasi yang jauh lebih pendek, karena biasanya pertunjukan seni tradisi bisa berlangsung 6-8 jam,” ujar Happy Salma yang juga bertindak sebagai produser bersama Nicholas Saputra.
Menurut maestro Calonarang, I Made Mertanadi (Jro Mangku Serongga) yang juga bertindak sebagai Sutradara pementasan sekaligus memerankan Walu Nateng Dirah, “Apa yang akan ditampilkan di Jakarta akan sesuai dengan tradisi kuno yang sudah berlangsung ratusan tahun di Bali, namun dengan tampilan dan sentuhan teknologi modern serta tokoh Bondres yang akan menyampaikan kisah dalam bahasa Indonesia. Pementasan ini juga berkolaborasi dengan seniman-seniman seni pertunjukan luar Bali untuk memberikan perspektif dan cara pandang dari kacamata luar Bali.”
Wawan Sofwan dipercaya mengurusi dramaturgi pertunjukan, Iskandar Loedin untuk artistik, dan I Wayan Sudirana bersama Gamelan Yuganada mengomposisi musik. Kostum dirancang oleh A.A. Ngurah Anom Mayun Konta Tenaya dan Retno Ratih Damayanti. Sebagai satu kesatuan di dalam pementasan, akan ditampilkan pula barong, rangda, topeng, gamelan, dan wastra yang diproduksi oleh para maestronya.
“Kecintaan Happy Salma akan dunia sastra dan panggung pertunjukan membuatnya menjadi sosok yang konsisten mengalihwacanakan karya sastra ke atas pentas. Ia juga senantiasa mengajak para aktor dan aktris perfilman Indonesia yang biasanya tampil di depan layar kaca, untuk terjun ke seni pertunjukan dan dunia teater. Hal ini merupakan hal positif yang patut untuk kita dukung karena dapat meningkatkan minat dan wawasan generasi muda dalam panggung seni pertunjukan. Sebagai pentas tradisi pertama Titimangsa di Jakarta, pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang ini menghadirkan rasa dan energi baru dalam menikmati seni pertunjukan. Kami harap, produksi Sudamala: Dari Epilog Calonarang, dapat menjadi sajian yang memberikan dampak positif bagi generasi muda,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director www.indonesiakaya.com.
Pementasan ini juga didukung oleh OPPO Indonesia, Mandiri Private, Grab sebagai official transport partner, Traveloka Priority, Menzel Ubud Hotel, Imugard, Amaris Hotel Mangga Besar Jakarta, KawanKawan Media, dan Direktorat Perfilman Musik dan Media Kemendikbudristek RI. Serta didukung oleh Tempo.co sebagai media partner. (*)