Art Camp: Membaca Pemikiran Goenawan Mohamad

Reporter

Editor

Yefri

Senin, 4 April 2022 15:45 WIB

Goenawan Mohamad memberikan tanggapan dalam salah satu sesi Art Camp

Info Event - Komunitas Salihara bekerja sama dengan Komunitas Utan Kayu telah sukses menggelar Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad pada Jumat-Minggu, 25-27 Maret lalu. Acara ini menghadirkan 16 pembicara yang terdiri dari kalangan sastrawan, filosof dan akademisi lainnya. Terbagi ke dalam tujuh sesi, masing-masing pembicara memaparkan pemikiran mereka tentang tulisan-tulisan Goenawan Mohamad seputar sastra, filsafat dan demokrasi.

Sebagai acara hybrid pertama di tahun 2022 ini, Art Camp diikuti oleh 25 peserta luring, dan 33 peserta daring dari berbagai kalangan yang tentunya memiliki satu visi yaitu hendak mengupas secara mendalam pemikiran Goenawan Mohamad.

Karya Goenawan Mohamad tak terbatas pada generasi tertentu, terbukti dalam acara kemarin juga hadir peserta remaja yang ikut berdiskusi dan mengkritisi tulisan-tulisan Goenawan Mohamad yang genap berusia 80 pada tahun lalu. Ayu Utami, selaku Direktur Program Komunitas Utan Kayu dan Perumus Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad mengatakan bahwa karya Goenawan Mohamad masih relevan untuk dibahas sampai sekarang terutama bagi mereka yang ingin mengasah kebebasan berpikir dan berekspresi.

“Melalui karya Goenawan Mohamad kita belajar sejarah bagaimana pemikiran Indonesia berkembang, kita belajar bagaimana berinteraksi dengan filsafat dunia, dan belajar mengasah kepekaan estetika juga. Itulah yang dibutuhkan untuk mengisi kebebasan berpikir dan ekspresi.”

Maka tidak heran, bahwa tulisan Goenawan Mohamad masih mendapat tempat di kalangan generasi muda yang tertarik mendalami dan memahami sosoknya yang banyak dikenal sebagai salah satu tokoh jurnalis penting Indonesia.

Advertising
Advertising

Salah satu peserta Art Camp: Membaca Goenawan Mohamad, Thalia (17) memaparkan bahwa kegiatan ini membuka lebih banyak lagi wawasan terutama bagi dirinya yang menyukai sastra dan filsafat. Seluruh diskusi yang dipaparkan oleh pemateri justru menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru selepas sesi usai.

“Itu sih yang menarik, menjadi pemikir itu seperti itu toh. Materi yang diberikan tadi justru meninggalkan kita banyak pertanyaan yang memancing untuk lebih mencari tahu dan memperdalam lagi pemahaman kita, itu sih yang asik banget menurutku.”

Peserta lain Tamara (18), memiliki respon yang berbeda, pertanyaan-pertanyaan yang muncul memotivasi dia untuk bertanya lebih banyak melalui sesi coffee break atau saat jamuan malam.

“Serunya adalah, saat kita timbul banyak pertanyaan, aku bisa memanfaatkan sesi coffee break atau dinner untuk kembali menanyakan kepada pemateri untuk meminta penjelasan lebih. Karena jujur, kalau saat sesi QnA itu cukup intimidating karena bicara depan banyak orang. Ternyata para pemateri begitu hangat saat di-approached secara personal di sesi yang di luar sesi acara.” (*)

Berita terkait

Film dari Karya Sastra: Perang Kota hingga Bumi Manusia

2 hari lalu

Film dari Karya Sastra: Perang Kota hingga Bumi Manusia

Film Perang Kota diadaptasi dari novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Ini deretan film lain yang diangkat dari karya sastra.

Baca Selengkapnya

Alumni Tempo Saling Berbagi Cerita saat Reuni: Keriuhan Setelah Deadline hingga Susah Cari Iklan

5 hari lalu

Alumni Tempo Saling Berbagi Cerita saat Reuni: Keriuhan Setelah Deadline hingga Susah Cari Iklan

Para alumni Tempo dari angkatan 1971-2000-an menggelar reuni dan halal bihalal. Ini kisah mereka saat masih di Tempo.

Baca Selengkapnya

Penyair Peringati Hari Puisi Nasional dengan Upacara

13 hari lalu

Penyair Peringati Hari Puisi Nasional dengan Upacara

Hari Puisi Nasional yang jatuh pada 28 April 2025 diperingati dengan upacara puisi, diskusi sastra, hingga baca puisi.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Luncurkan Novel Manurung di Jakarta

13 hari lalu

Goenawan Mohamad Luncurkan Novel Manurung di Jakarta

Peluncuran novel Manurung karya Goenawan Mohamad diiringi pembacaan fragmen oleh Syam Anchoe Amar dan Ruth Marini serta diskusi dengan Ayu Utami.

Baca Selengkapnya

CPJ Kutuk Kiriman Kepala Babi ke Kantor Tempo

50 hari lalu

CPJ Kutuk Kiriman Kepala Babi ke Kantor Tempo

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengutuk pengiriman kepala babi ke kantor media Indonesia, Tempo

Baca Selengkapnya

Dubes Spanyol Puji Peran Goenawan Mohamad dalam Jurnalisme

52 hari lalu

Dubes Spanyol Puji Peran Goenawan Mohamad dalam Jurnalisme

Dubes Spanyol memuji Goenawan Mohamad dalam kemajuan jurnalisme saat memberikan penghargaan dari Raja Felipe VI.

Baca Selengkapnya

Goenawan Mohamad Mendapat Penghargaan dari Raja Spanyol Felipe VI

53 hari lalu

Goenawan Mohamad Mendapat Penghargaan dari Raja Spanyol Felipe VI

Sastrawan yang juga pendiri Tempo, Goenawan Mohamad mendapat penghargaan dari Raja Spanyol Felipe VI.

Baca Selengkapnya

Mendiang Fikri Jufri Disemayamkan di Rumah Duka di Lebak Bulus

6 Maret 2025

Mendiang Fikri Jufri Disemayamkan di Rumah Duka di Lebak Bulus

Suasana haru tampak di rumah duka almarhum Fikri Jufri di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

20 Jurusan Sepi peminat di UGM, Ada Sastra Jawa hingga Ilmu Tanah

20 Februari 2025

20 Jurusan Sepi peminat di UGM, Ada Sastra Jawa hingga Ilmu Tanah

Jurusan paling sepi peminat di UGM pada SNBT tahun 2024 adalah prodi Teknologi Hasil Perikanan dengan jumlah peminat hanya 129 orang.

Baca Selengkapnya

Guru SMP di Trenggalek Ini Raih Hadiah Sastra Rancage 2025

2 Februari 2025

Guru SMP di Trenggalek Ini Raih Hadiah Sastra Rancage 2025

Tahun ini merupakan kali ke-37 Yayasan Kebudayaan Rancage memberikan Hadiah Sastra Rancage secara konsisten setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya