FEB Universitas Indonesia Gelar Indonesia Economic Outlook 2022 Forum

Reporter

Editor

Yefri

Rabu, 1 Desember 2021 10:05 WIB

Jiro Tominaga - Asian Development Bank Country Director forIndonesia

Info Event - Kanopi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada Senin, 22 November 2022 lalu telah menggelar acara Indonesia Economic Outlook 2022 bertemakan “Structural Reforms for Indonesia’s Economy: Building a Path of Sustainable Recovery”.

Forum ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi keynote speech dan sesi panel discussion.

Sesi keynote speech diawali dengan pemaparan dari perspektif internasional yang disampaikan oleh Jiro Tominaga selaku Asian Development Bank | ADB Country Director forIndonesia. Jiro menyampaikan terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,5 persen di tahun 2021 serta 4,8 persen di tahun 2022. Hal tersebut dapat dicapai karena Indonesia sudah menginisiasi kunci reformasi struktural melalui Omnibus Law Cipta Kerja dan harmonisasi peraturan pajak yang sedang dirumuskan. Beliau juga menyampaikan bahwa ADB akan membantu perekonomian indonesia melalui tiga pilar, yaitu: peningkatan kesejahteraan, percepatan pemulihan ekonomi, dan penguatan ketahanan.

Keynote speech berikutnya dibawakan dari perspektif nasional oleh Amalia Adininggar Widyasanti selaku Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang mewakilkan Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Amalia memaparkan materi mengenai dampak yang diberikan oleh Covid-19 terhadap tingkat kemiskinan, pengangguran, dan kualitas pendidikan. Akibat resesi yang terjadi, Indonesia kembali turun ke kategori lower-middle income country dari yang sebelumnya upper-middle income country. Indonesia diperkirakan akan kembali masuk ke dalam golongan upper-middle income country di tahun 2022. Beliau juga menyampaikan terkait tiga tahap tugas besar bangsa Indonesia saat ini, yaitu: flattening the curve, pemulihan ekonomi, dan transformasi ekonomi.

Acara dilanjutkan dengan sesi Panel Discussion yang dipimpin oleh Mysister Silvilona sebagai moderator yang juga merupakan jurnalis ekonomi Kompas TV. Sesi ini juga dihadiri oleh beberapa pembicara, di antaranya: Piter Abdullah selaku Research Director CORE Indonesia, Indira Maulani Hapsari selaku Economist of Macroeconomics, Trade and Investment Global Practice at The World Bank; dan Josua Pardede selaku Chief Economist Permata Bank.

Advertising
Advertising

Beberapa poin disampaikan oleh para pembicara pada sesi ini. Poin pertama yang disampaikan adalah resiliensi Indonesia dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal keempat, Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan pada kuartal ketiga. Para panelis memprediksi pertumbuhan ekonomi sekitar 4,5 hingga 7 persen. Tingginya prediksi pertumbuhan ini disebabkan oleh low base effect.

Dalam mengatasi tantangan eksternal seperti inflasi global, Bank Indonesia telah melakukan pengurangan stimulus moneter dan beberapa tindakan lain seperti intervensi pasar valas dan menjaga suku bunga acuan. Saat ini, Indonesia masih mengandalkan konsumsi domestik sebagai mesin perekonomian, namun hal ini sangat wajar karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang tinggi. Josua mengatakan sustainable economic growth dapat dicapai dengan mengembangkan ekspor dan investasi negara. Selain itu, vaksinasi menjadi salah satu kunci utama pemulihan ekonomi selain ekspor dan impor.

Poin selanjutnya yang didiskusikan adalah mengenai insentif pemerintah untuk individu dan industri di tengah pandemi. Menurut Piter, mengingat jumlah kasus Covid-19 sudah mulai mengalami penurunan, bantuan sosial untuk individu dapat dikurangi namun insentif untuk industri masih harus dilanjutkan. Sektor industri manufaktur masih mengalami kesulitan dalam pemulihannya, sehingga diperlukan implementasi kebijakan dalam pelaksanaannya seperti mengimplementasikan UU Cipta Kerja dan juga memperhatikan pemerataan investasi sehingga tidak hanya berpusat di pulau Jawa.

Poin terakhir yang dibahas pada sesi panel discussion adalah peran pemerintah dalam menjaga kualitas SDM di masa pandemi. Pembelajaran jarak jauh kerap kali disebut menyebabkan learning loss, yakni hilangnya kemampuan akademik baik pengetahuan maupun keterampilan. Indira menyatakan bahwa perlu adanya pelatihan mengajar daring bagi tenaga pengajar. Sesi panel discussion akhirnya ditutup dengan membahas kesempatan “golden moment” di masa pandemi ini agar Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga panelis memaparkan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan untuk mengembangkan human capital Indonesia, infrastruktur, birokrasi dan regulasi. Indira menambahkan bahwa pemerintah harus terlibat secara aktif dalam mempersiapkan strategi fiskal jangka panjang. (*)

Berita terkait

Rektor UI Pastikan Uang Pangkal Bisa Nol Rupiah untuk Mahasiswa Tak Mampu

10 jam lalu

Rektor UI Pastikan Uang Pangkal Bisa Nol Rupiah untuk Mahasiswa Tak Mampu

Sistem seleksi masuk UI murni berbasis merit. Mereka yang lolos dijamin akan mendapatkan kebijakan pembiayaan yang sesuai kemampuan ekonomi.

Baca Selengkapnya

JPPI Ingatkan Ancaman Segregasi Sosial Lewat Uang Pangkal Selangit di UI

12 jam lalu

JPPI Ingatkan Ancaman Segregasi Sosial Lewat Uang Pangkal Selangit di UI

JPPI menilai kebijakan uang pangkal yang ditetapkan UI sebesar Rp 120 juta untuk mahasiswa yang lolos seleksi mandiri menciptakan segregasi sosial.

Baca Selengkapnya

JPPI Anggap Uang Pangkal Rp 120 Juta di UI Komersialisasi Brutal Pendidikan

13 jam lalu

JPPI Anggap Uang Pangkal Rp 120 Juta di UI Komersialisasi Brutal Pendidikan

JPPI menilai UI dan kampus-kampus PTNBH berubah menjadi institusi eksklusif bagi kelompok ekonomi atas.

Baca Selengkapnya

Profil Susanto Zuhdi Guru Besar UI Ketua Tim Penulis Ulang Sejarah Indonesia

2 hari lalu

Profil Susanto Zuhdi Guru Besar UI Ketua Tim Penulis Ulang Sejarah Indonesia

Pemerintah sedang melaksanakan proyek strategis penulisan ulang sejarah Indonesia. Prof Susanto Zuhdi dari UI menjadi ketua tim. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Luhut hingga CSIS Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,87 Persen

2 hari lalu

Tanggapan Luhut hingga CSIS Soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,87 Persen

Luhut menyebut wajar pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,87 persen. Tanggapan lain dari Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, hingga peneliti CSIS

Baca Selengkapnya

Bappenas: Mayoritas Penyandang Disabilitas Masih Hidup di Garis Kemiskinan

3 hari lalu

Bappenas: Mayoritas Penyandang Disabilitas Masih Hidup di Garis Kemiskinan

Penyandang disabilitas di Indonesia merupakan kelompok masyarakat yang berada di kategori desil satu.

Baca Selengkapnya

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebelum Bank Dunia Pangkas Jadi 4,7 Persen

10 hari lalu

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sebelum Bank Dunia Pangkas Jadi 4,7 Persen

Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya sebesar 4,7 persen pada 2025. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika: Penguatan Solidaritas Global South

16 hari lalu

Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia Afrika: Penguatan Solidaritas Global South

Solidaritas Bandung sejak 70 tahun lewat Konferensi Asia Afrika menjadi relevan untuk digalakkan kembali menghadapi situasi terkini dunia

Baca Selengkapnya

UI Hadirkan UTBK Inklusif untuk 76 Peserta Difabel

16 hari lalu

UI Hadirkan UTBK Inklusif untuk 76 Peserta Difabel

Demi mendukung peserta difabel dalam pelaksanaan UTBK, UI melakukan berbagai persiapan sejak tahap pendaftaran.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 55.213 Peserta Ikuti UTBK SNBT 2025 di UI

18 hari lalu

Sebanyak 55.213 Peserta Ikuti UTBK SNBT 2025 di UI

Sebanyak 55.213 calon mahasiswa mengikuti tes UTBK SNBT 2025 di Universitas Indonesia.

Baca Selengkapnya