In Depth Talks 2.0: Gebyar Perubahan Persembahan PPI Tiongkok
Editor
Yefri
Jumat, 5 November 2021 10:25 WIB
INFO EVENT – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok menghadirkan gebyar talkshow In Depth Talks 2.0 dengan judul ‘Domino’s Theory : The Power of Tiny Steps’ pada 28 Oktober sampai 30 Oktober 2021 lalu. Acara yang dihelat melalui Zoom Meeting dan disiarkan via UseeTV ini mengundang 17 narasumber yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing. Dalam acara ini, PPI Tiongkok memperingati HUT-nya yang ke-9 sekaligus meluncurkan Mars PPIT.
In Depth Talk 2.0 dibuka dengan peringatan HUT PPI Tiongkok dengan tema “A Journey of 9 Years: One Dream, One Team, One Mission” pada Kamis (28/10) dengan sambutan dari H.E Djauhari Oratmangun selaku Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia. Kemudian disusul Ricky Suhendar selaku Konjen RI di Hong Kong, Deny W. Kurnia selaku Konjen RI di Shanghai, dan Wibowo selaku Konsul Pensosbud KJRI Guangzhou. Faruq Ibnul Haqi selaku Koordinator PPI Dunia juga ikut memberikan sambutan, dan kemudian ditutup oleh Nikkolai Akbar selaku Ketua Umum PPI Tiongkok.
Pada hari Jumat (29/10) dan Sabtu (30/10), rangkaian talkshow dihelat melalui 8 sesi yang membahas berbagai isu yang tengah hangat. Pada sesi pertama dengan tajuk ‘There is No Plan(et) B’, In Depth Talk mengajak peserta berbincang hangat dengan Ramon Tungka, aktor sekaligus aktivis lingkungan mengenai isu tenggelamnya Pulau Jawa di sesi ‘An Anchor Worth Fighting: Behind the Sinking Wonder’. “Menjaga bumi bukan sebuah pekerjaan dewa yang hanya bisa dilakukan oleh aktivis. Ini adalah sebuah pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap orang yang menginjak bumi,” ungkap Ramon.
Senada dengan Ramon, Dyah Roro Esti selaku Anggota Komisi VII DPR RI bersama Piotr Jakubowski, Co-founder Nafas juga menyatakan hal yang sama dalam talkshow berikutnya ‘Governing My Wasteland’. Menurut Dyah dan Piotr, semakin banyak orang yang mengkampanyekan isu lingkungan, semakin banyak pula pihak yang akan menjadikan hal tersebut sebagai prioritas dan membantu menyelesaikannya.
Pada sesi berikutnya yang mengulas isu ekonomi bertajuk ‘Just Wanna Have Funds’, Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Hans Linus Lukiman selaku Anggota Eksekutif KADIN Indonesia Nasional, dan Oke Nurwan selaku Dirjen PDN Kemendag menyatakan Indonesia telah menunjukkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Ketiganya menekankan pentingnya meningkatkan perhatian pada perkembangan UMKM sebagai salah satu senjata ekonomi Indonesia. Masih di sesi ekonomi, Muhammad Indra Pradana selaku Staf Khusus Kepala BKPM RI Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional serta Riky Tenggara, Co-founder dari Ula membahas pentingnya aplikasi teknologi dalam membangun bisnis di era digital 5.0. “Being relevant is important. Semua harus bisa beradaptasi di lingkungan baru, di zaman yang baru,” ungkap keduanya.
Selanjutnya In Depth Talk 2.0 juga mengulas isu komunikasi bertajuk ‘Netiquette’ atau Network Etiquette. Yosi Mokalu, Ketua Umum dari SiBerkreasi menekankan kejujuran dan impresi adalah faktor penting yang bisa mendatangkan kesempatan. Hal tersebut berkaitan pula dengan pesan dari Dedy Permadi, Penasehat Khusus Menteri sekaligus Juru Bicara Kementerian Kominfo, “4C; Complex Problem Solving, Critical Thinking, Creativity, Communication. 4C ini menjadi prasyarat untuk generasi muda indonesia untuk memiliki profil yang paling dibutuhkan di era jaman sekarang.”
Pada sesi pemberdayaan pemuda oleh Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Menparekraf Kabinet Indonesia Maju, Angela menyemangati generasi muda supaya tetap optimis dan tak lupa menekankan pentingnya digitalisasi literasi untuk generasi masa depan Indonesia.
Sesi talkshow selanjutnya diisi oleh isu kesehatan mental ‘Bruises You Can’t See: Stick and Stones’ yang dinarasumberi oleh Ade Binarko, Founder Sehatmental.id, dan Regis Machdy, Co-founder Pijar Indonesia. Kedua pemerhati psikologi ini menghimbau kepada kita semua untuk membuka pikiran. “Bukan masalah gender, suku, ras, tapi bagaimana kita bisa mengurangi bully orang,” ucap Ade. Erika Richardo selaku narasumber talkshow berikutnya ‘Bruises You Can’t See: Is Positive Bad?’ juga memberikan saran dan pengingat bagi generasi muda bahwa mindset yang positif dan lingkungan sosial berpengaruh penting bagi kita.
Dalam isu kepemudaan ‘Hall of You(th)’, In Depth Talks mengundang Ahmad Almaududy Amri, Diplomat RI untuk PBB; Morgan Oey, aktor; serta Natasha Vinski, Direktur Vinski Tower dan Aero Queen untuk berbagi pandangan mereka mengenai kepemudaan. Menurut mereka, aktualisasi diri adalah hal yang amat perlu dilakukan oleh generasi muda. “Liberating yourself itu bermula dari pola pikir diri sendiri untuk tidak perlu memperdulikan hinaan orang lain yang menjatuhkan, melainkan mencoba mengubah hinaan tersebut menjadi hal baik dengan tindakan kita,” ungkap Ahmad.
Rangkaian acara talkshow In Depth Talks 2.0 juga dimeriahkan oleh hiburan dari Idgitaf, Chris Andrian, Hana Wilianto, dan Nadhif Basalamah serta dipergunakan PPI Tiongkok untuk mensosialisasikan donasi pembangunan SD Kuafenun, Nusa Tenggara Timur. Di akhir acara, PPI Tiongkok memberikan ID Talks Award kepada para pemenang campaign yang telah dilaksanakan sebelum acara. (*)