Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini bertujuan untuk menggali berbagai perspektif inovatif dalam menerapkan ekonomi hijau—sebuah pendekatan yang menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Ketua Umum KAGAMA-MBA, Tri Andayani, S.E., M.M., dalam sambutannya menegaskan bahwa prinsip ekonomi hijau adalah solusi yang memungkinkan masyarakat untuk menjalani transformasi menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. "Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Prinsip ekonomi hijau adalah cara kita untuk mencapai kedua tujuan ini secara bersamaan," ungkapnya.
Acara semakin bermakna dengan sambutan dari Mucharom S.E., M.M., Direktur Human Capital dan Compliance BNI, yang menyampaikan kebanggaannya atas dukungan BNI terhadap seminar ini. Ia berharap acara ini semakin mempererat hubungan antara KAGAMA-MBA dengan BNI, serta memperkuat ikatan antara alumni Universitas Gadjah Mada di berbagai sektor.
Keynote speaker seminar ini, Dirgayuza Setiawan, M.Sc., yang juga editor buku Strategi Transformasi Bangsa karya Presiden Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa untuk mencapai Indonesia Emas 2045, Indonesia harus fokus pada keberlanjutan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam. "Kita tidak bisa hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dampak jangka panjang terhadap lingkungan harus menjadi perhatian utama dalam setiap keputusan ekonomi," tegasnya.
Seminar ini juga menghadirkan diskusi panel dengan narasumber-narasumber kunci, seperti Wono Budi Tjahyono, S.P., MBA., Direktur Keuangan Pupuk Indonesia; Warsono, S.T., S.Mn., M.Phil., IPU, Executive Vice President Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN; dan Maya Lynn, BC., LLM., MBA., Chairperson Generasi Energi Bersih. Para panelis berbagi wawasan tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengimplementasikan prinsip ekonomi hijau. Diskusi yang dipandu oleh Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, MBA., Direktur MBA UGM Kampus Jakarta, membahas berbagai tantangan dan peluang yang ada. Mereka sepakat bahwa prinsip-prinsip ekonomi hijau bukan hanya penting untuk pelestarian lingkungan, tetapi juga dapat menjadi strategi bisnis yang meningkatkan daya saing industri Indonesia.
Iklan
Seminar ini diakhiri dengan peluncuran logo baru KAGAMA-MBA, yang melambangkan semangat dan komitmen organisasi untuk menghadapi tantangan masa depan dengan nilai-nilai kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan. Logo ini diharapkan dapat menginspirasi anggota KAGAMA-MBA untuk terus berperan aktif dalam menciptakan perubahan yang lebih baik bagi Indonesia.
Tri Andayani, di akhir acara, menyampaikan harapannya agar seminar ini menjadi langkah awal dalam gerakan bersama menuju Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. "Semoga hasil diskusi hari ini dapat memberikan rekomendasi yang aplikatif dan dapat diterapkan oleh berbagai sektor untuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045," ujarnya penuh optimisme.
Seminar ini berhasil menjadi platform yang mengedukasi sekaligus mendorong aksi nyata dalam penerapan ekonomi hijau di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, seminar KAGAMA-MBA ini diharapkan dapat mendorong Indonesia untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, serta mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 yang inklusif dan berkelanjutan. (*)