Info Event - Indonesian Dance Festival (IDF), salah satu festival tari paling berpengaruh di Asia Tenggara, kembali digelar pada 2-6 November 2024 di Jakarta. Selama lima hari, festival ini akan menghidupkan tiga lokasi penting di ibu kota: Graha Bhakti Budaya, Komunitas Salihara Arts Center, Institut Kesenian Jakarta, dan Galeri Indonesia Kaya.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1992, IDF telah menjadi platform utama bagi para koreografer Indonesia untuk mengeksplorasi kreativitas mereka dan terhubung dengan komunitas tari internasional. Dengan lebih dari 270 pertunjukan yang telah digelar serta melibatkan lebih dari 400 seniman dari berbagai disiplin dan negara, festival ini telah membentuk lanskap tari kontemporer di Indonesia dan dunia.
Mengusung Tema "Liquid Ranah"
Tahun ini, IDF mengusung tema "Liquid Ranah," yang mengajak seniman dan penonton untuk mengeksplorasi gerak yang cair dan dinamis. Kurator festival, Agnesia Linda Mayasari, Nia Agustina, Arco Renz (Belgia), dan River Lin (Taiwan), merancang tema ini untuk merayakan fluiditas dan keberagaman gerak, identitas, serta cara kita berinteraksi dengan komunitas dan lingkungan. “Liquid Ranah mewujudkan gagasan tentang fluiditas, keberagaman, serta kemampuan beradaptasi di dunia yang terus berubah, termasuk bagaimana kita mengkoreografi tubuh dan visi kita,” ungkap para kurator.
Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, juga menekankan pentingnya festival ini sebagai ruang bagi tari kontemporer Indonesia untuk berkembang. “Tari kontemporer dapat menjadi sarana untuk memetakan dan membentuk narasi budaya Indonesia, serta menggerakkan kebudayaan menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” jelasnya.
Pertunjukan Kolaboratif dan Program Edukasi
Indonesia Dance Fastival 2024 akan dibuka dengan pertunjukan spesial bertajuk "Bedhaya Hagoromo," kolaborasi antara maestro tari Indonesia, Didik Nini Thowok, ahli Noh Jepang Akira Matsui, dan Richard Emmert. Pertunjukan ini menyatukan keanggunan Bedhaya klasik Yogyakarta dengan drama Noh Jepang, menciptakan perpaduan unik antara tradisi dan kontemporer.
Nama-nama besar lainnya yang akan tampil termasuk Huang Huai-te (Taiwan) dengan karya Pan Xian, Leu Wijee (Indonesia) & Mio Ishida (Jepang) dengan Ridden, Nastaran (Iran) dengan This is not a dance, serta Fitri Setyaningsih (Indonesia) dengan Garis Tegak Lurus. Selain pertunjukan, festival ini juga menghadirkan program Evening Performances, Kampana, dan Matatari yang dinantikan oleh pecinta tari.
Tak hanya itu, seniman dan koreografer yang terlibat juga akan mengadakan lokakarya dan masterclass, menawarkan kesempatan bagi praktisi tari maupun penggemar untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang tari kontemporer.
Ruang untuk Ekspresi Tari dalam Konteks Indonesia
Ratri Anindyajati, Direktur IDF, menekankan bahwa IDF bukan hanya panggung untuk karya-karya tari, tetapi juga ruang kontekstual untuk menampung ekspresi seni yang muncul dari dinamika Indonesia—dari sejarah, budaya, hingga isu ekologi dan geopolitik. “Kami berharap IDF dapat terus menjadi ruang untuk merespons dan mengelola ekosistem tari kontemporer yang ada,” jelas Ratri.
Didukung oleh Yayasan Lokatari Nusantara dan berbagai pihak seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Bakti Budaya Djarum Foundation, IDF 2024 siap mengajak publik merasakan keindahan gerak dalam wujud yang paling beragam.
Seluruh rangkaian acara terbuka untuk publik, dan reservasi kursi bisa dilakukan melalui situs resmi indonesiandancefestival.id. Jangan lupa ikuti informasi lebih lanjut di media sosial @indonesiandancefestival.