Menelusuri Keindahan Abadi: Pameran Seni Reimmaginare Renaissance

Editor

Yefri

image-gnews
Pameran Reimmaginare Renaissance di Grey Art Gallery Bandung.
Pameran Reimmaginare Renaissance di Grey Art Gallery Bandung.
Iklan

Info Event - Bayangkan sebuah perjalanan melintasi waktu, di mana keindahan klasik bertemu dengan imajinasi kontemporer. Dalam suasana penuh sorotan lembut galeri seni, kita dibawa kembali ke masa ketika keindahan bukan hanya perkara estetika, tetapi juga manifestasi pengetahuan dan kebijaksanaan. Keindahan itulah yang ingin dihidupkan kembali melalui sebuah pameran seni di Grey Art Gallery, bekerja sama dengan Holy Zpace. Dengan tema besar Reimmaginare Renaissance, pengunjung diajak untuk merenungi kembali warisan keindahan yang pernah menandai masa kebangkitan Eropa, namun kini diterjemahkan dalam bahasa seni modern.

Pameran seni ini tidak hanya menghadirkan karya-karya yang mengingatkan kita pada keagungan estetika Renaissance, tetapi juga menggali makna yang lebih dalam dari konsep tersebut. Ada tiga pameran yang berlangsung serentak di Grey Art Gallery, masing-masing menempati ruang yang dirancang untuk membawa pengunjung ke dimensi keindahan masa lalu yang dikemas dalam konteks seni masa kini.

Di Ruang Utama, pengunjung akan menemukan pameran tunggal dari Toni Antonius, yang berjudul Reimagining the Past: Contemporary Reflection on Grandeur, dikurasi oleh Yogie A. Ginanjar. Karya-karya di sini merupakan cerminan perjalanan kreatif sang seniman dalam merefleksikan keagungan masa lalu. Di ruangan berikutnya, pameran The Grandeur of Classicism menampilkan karya seniman-seniman ternama seperti Aryo Saloko, Bambang Sudarto, dan Valasara, yang dikuratori oleh Wildan F. Akbar. Terakhir, program Open Call dengan tema Decorus Contra Mundum, kurasi Angga A. Atmadilaga, menampilkan 31 karya dari 19 seniman yang memadukan semangat Renaissance dengan interpretasi personal mereka.

Namun, yang membuat pameran seni ini unik adalah bagaimana ia berusaha mendefinisikan ulang keindahan Renaissance dalam wacana seni kontemporer. Renaissance, yang kita kenal sebagai era kelahiran kembali seni dan ilmu pengetahuan, melampaui batas-batas visual semata. Pada masa itu, seniman-seniman seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo tidak hanya menghasilkan karya yang indah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai filosofis dan spiritual yang mendalam. Proporsi ideal, harmoni komposisi, serta penggunaan cahaya yang sempurna menjadi tanda dari kedalaman intelektual yang diusung oleh para seniman Renaissance.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui pameran ini, Reimmaginare Renaissance berusaha membangkitkan esensi keindahan tersebut, namun dalam nuansa yang berbeda. Bukan sekadar meniru atau mengulang apa yang sudah ada, tetapi menciptakan dialog antara warisan masa lalu dengan realitas kontemporer. Pameran ini mengajak kita untuk melihat bagaimana nilai-nilai klasik dapat tetap relevan di tengah perubahan dunia seni yang begitu dinamis.

Keindahan, dalam setiap karya yang ditampilkan, tidak hanya tampak di permukaan tetapi juga menyentuh esensi terdalam dari manusia dan alam semesta. Ia hadir sebagai simbol harmoni, proporsi, dan keseimbangan yang menggambarkan keteraturan alam. Namun, di balik semua itu, ada pesan spiritual dan filosofis yang tersembunyi, yang mengingatkan kita akan hubungan manusia dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Tiga pameran ini bukan hanya sekadar penghormatan terhadap tradisi Renaissance, tetapi juga ajakan untuk merenung lebih dalam tentang makna keindahan dalam kehidupan kita hari ini. Di tengah derasnya arus perkembangan teknologi dan gaya hidup modern, karya-karya di sini mencoba menghadirkan pengalaman yang menggugah dan menginspirasi, memadukan antara yang lama dan yang baru, menciptakan jembatan antara masa lalu dan masa kini. Sebuah perayaan yang abadi, di mana keindahan tetap hidup dan berkembang, bahkan di zaman yang terus berubah. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemanfaatan Limbah dalam Sejumlah Karya di Jakarta Provoke!

7 hari lalu

Pengunjung melihat karya seni dalam Pameran Jakarta Provoke 2025 di Gedung Pos Bloc, Jakarta, 19 Juni 2025. Pameran tersebut diselenggarakan 19 Juni-3 Juli 2025 menghadirkan karya 19 seniman yang diiringi oleh 19 kurator. Tempo/Magang/Muhammad Rizky Fadhlurahman
Pemanfaatan Limbah dalam Sejumlah Karya di Jakarta Provoke!

Sejumlah karya seni yang ditampilkan dalam pameran Jakarta Provoke! memanfaatkan limbah sebagai material utamanya.


Ledakan dalam Seni Kolase Pita Seluloid Karya Awan Simatupang

7 hari lalu

Karya seni kolase dari pita Seluloid berbentuk Mushroom Cloud dengan judul Entah Kapan karya Awan Simatupang di pameran Jakarta Provoke 2025. TEMPO/Muhammad Rifan Prianto
Ledakan dalam Seni Kolase Pita Seluloid Karya Awan Simatupang

Seniman Awan Simatupang membawa satu karya kolase berjudul Entah Kapan dalam pameran Jakarta Provoke! 2025.


Jakarta Provoke! 2025 Jadi Ruang Kebebasan Ekspresi Seniman

7 hari lalu

Pengunjung melihat karya seni dalam Pameran Jakarta Provoke! 2025 di Pos Bloc Jakarta, 26 Juni 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Jakarta Provoke! 2025 Jadi Ruang Kebebasan Ekspresi Seniman

Jakarta Provoke! 2025 menjadi ajang pameran berbagai karya seniman dengan kebebasan berekspresi mereka.


Butet Kartaredjasa Gelar Pameran: Tugas Seniman Hanya Mengingatkan

16 hari lalu

Butet Kartaredjasa saat menjelaskan karya foto di LAV Gallery dalam pameran Eling Sangkan Paraning Dumadi, 22 Juni 2025. TEMPO/Muh Syaifullah
Butet Kartaredjasa Gelar Pameran: Tugas Seniman Hanya Mengingatkan

Butet Kartaredjasa menyinggung penguasa yang tamak kekuasaan melalui gelaran pameran di LAV Gallery, Yogyakarta.


Belum Semua Ruang Pameran Seni di Yogyakarta Bersifat Inklusif

45 hari lalu

Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Dok.istimewa
Belum Semua Ruang Pameran Seni di Yogyakarta Bersifat Inklusif

Tidak semua ruang pameran seni di Yogyakarta telah menerapkan standar inklusi alias bisa diakses siapapun, termasuk ramah difabel.


Ada Pameran Seni Alexander Chris di Mangkuluhur Artotel Suites

56 hari lalu

Mangkuluhur ARTOTEL Suites menghadirkan pameran seni kontemporer bertajuk
Ada Pameran Seni Alexander Chris di Mangkuluhur Artotel Suites

Mangkuluhur Artotel Suites menghadirkan pameran seni kontemporer bertajuk Lost Boy in Wonderland karya Alexander Chris, seniman muda asal Cianjur yang dikenal lewat eksplorasinya terhadap tema sejarah, sosial, dan identitas.


8 Event Bulan April 2025 di Hong Kong dari Pameran Seni hingga Lomba Lari

1 April 2025

Kowloon, Hong Kong. Unsplash.com/Walter Cheung
8 Event Bulan April 2025 di Hong Kong dari Pameran Seni hingga Lomba Lari

Kalau berencana ke Hong Kong bulan April 2025, berikut ini beberapa acara yang dapat dinikmati


Pratikno Akan Pelajari Kasus Pembatalan Pameran Lukisan Karya Yos Suprapto

23 Desember 2024

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno setelah mengikuti rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, 9 Desember 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pratikno Akan Pelajari Kasus Pembatalan Pameran Lukisan Karya Yos Suprapto

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno enggan mengomentari pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto.


KJRI Jeddah Promosi Budaya dengan Bikin Pameran Seni

18 November 2024

KJRI Jedah menggelar acara
KJRI Jeddah Promosi Budaya dengan Bikin Pameran Seni

Pameran seni oleh KJRI Jeddah ini tonggak bersejarah bagi jejak seni Indonesia di Arab Saudi karena merupakan pameran seni kontemporer pertama


Alumni Studio Seni Keramik ITB 1977-2003 Gelar Pameran Karya di Galeri Soemardja

17 November 2024

Pameran karya 24 alumni Studio Seni Keramik ITB angkatan 1977-2003 bertajuk Into Transition di Galeri Soemardja, 15-29 November 2024. TEMPO/ANWAR SISWADI
Alumni Studio Seni Keramik ITB 1977-2003 Gelar Pameran Karya di Galeri Soemardja

Alumni Studio Seni Keramik ITB dari angkatan 1977-2003 menggelar pameran karya bertajuk Into Transition.