Info Event - Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) resmi dimulai pada Sabtu (8/6) di tiga daerah: Lembata (Nusa Tenggara Timur), Sekadau (Kalimantan Barat), dan Wajo (Sulawesi Selatan). Forum tahunan yang digelar oleh Yayasan Guru Belajar (YGB) ini akan terus berlanjut setiap akhir pekan di berbagai daerah hingga 14 Juli 2024, menjangkau total 50 lokasi di seluruh Indonesia.
TPN XI menjadi ajang pembelajaran tahunan bagi guru-guru di seluruh nusantara, yang mencakup berbagai aktivitas seperti kelas pendidik, kelas penggerak, talkshow pendidikan, pameran karya murid, Cerdas Cermat Guru, pasar solusi pendidikan, dan pemberian Beasiswa Murid Belajar. Program Beasiswa Murid Belajar bertujuan mendukung anak-anak dari keluarga kurang mampu agar dapat terus memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.
“Data Ikhtisar Pendidikan 2022 menunjukkan lebih dari 76 ribu anak Indonesia putus sekolah, belum termasuk yang rentan putus belajar. Padahal cita-cita kita, murid terus belajar sepanjang hayat menjadi pribadi yang mandiri, berkarakter, dan berkontribusi,” jelas Maman Basyaiban, ketua pelaksana TPN XI.
Beasiswa Murid Belajar: Mendukung Pendidikan Anak Indonesia
Pada gelombang pertama penyerahan donasi, sebanyak 150 murid dari jenjang dasar, menengah, hingga atas akan menerima beasiswa selama penyelenggaraan TPN XI di 50 daerah. Dana beasiswa ini dikumpulkan melalui kampanye donasi oleh YGB melalui platform KitaBisa.com. Maman berharap semakin banyak pihak yang tergerak menjadi donatur atau fundraiser agar beasiswa ini dapat terus berkelanjutan.
Menurut Maman, masyarakat Indonesia umumnya memiliki jiwa sosial yang tinggi, namun keputusan berdonasi sering kali bersifat responsif terhadap kejadian tak terduga seperti bencana alam atau penyakit. “Sedangkan proaktif fokus ke visi jangka panjang,” tambahnya, menekankan pentingnya dukungan jangka panjang untuk pendidikan anak-anak Indonesia.
Kisah Penerima Beasiswa: Maria dari Lembata
Baca juga:
Salah satu penerima beasiswa adalah Maria, murid kelas 5 SDK 1 Santo Tarsisius Lembata. Maria berasal dari keluarga petani tadah hujan dan rumahnya masih berdinding bambu. Menurut gurunya, Yosep Demong, Maria sangat bersemangat untuk sekolah meski harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer dengan berjalan kaki jika tidak ada tumpangan.
“Anaknya sangat bersemangat untuk sekolah, orang tuanya pun mendukung. Tapi tentu dengan keadaan seperti ini, dia rentan putus sekolah. Beasiswa ini tentu akan membantu kebutuhan Maria,” kata Yosep.
Beasiswa yang diberikan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar seperti membeli buku, seragam sekolah, dan lainnya. Dukung guru dan murid terus #LanjutBelajar dengan berdonasi di kitabisa.com/bantulanjutbelajar. (*)