"The Wounded Cuts" merupakan adaptasi dari lakon berjudul "Luka-luka Yang Terluka" yang ditulis oleh Whani Darmawan pada tahun 1991. Lakon ini menggambarkan dua sosok penarik gerobak sampah, Mak Gerabik dan Mak Gerabuk, dengan gaya penulisan dialog aforisme yang melompat dari satu nilai ke nilai lain, mengajak penonton untuk merenungkan pencarian jatidiri dan identitas manusia. Naskah ini telah mengalami berbagai pementasan di Indonesia dan luar negeri, serta diadaptasi menjadi buku berjudul "The Wounded Cuts" yang diterjemahkan oleh Abdi Karya.
Proses Kreatif dan Teras Publik
Proses pengalihwahanaan teks "Luka-luka Yang Terluka" ke dalam bentuk teater tari dimulai pada April 2024, saat Whani Darmawan, Danang Pamungkas, dan Dewi Galuh Sinta Sari mengembangkan ide ini bersama. Whani Darmawan membuka sesi brainstorming dengan para penari dan kru artistik untuk merumuskan reinterpretasi dari naskah tersebut. Melalui eksplorasi tubuh tari, bunyi, video, dan vokal, seluruh elemen artistik dirangkai menjadi jalinan yang harmonis dan saling melengkapi.
Iklan
Selain pementasan utama, Rumah Banjarsari juga menggelar acara "Teras Publik" sebagai pra-acara pementasan, berlangsung dari pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Acara ini menampilkan berbagai karya seni yang interaktif antara kreator dan penonton. Beberapa yang akan terlibat dalam Teras Publik adalah:
- Lila Noviastantri: Penulis muda yang akan berbagi karya dan pengalamannya dalam menulis dan tari Jawa klasik.
- Trio Bekicot: Grup yang terdiri dari Gepeng, Gembur, dan Fitri, yang akan berbagi pengalaman mereka dalam seni cukil dan memberikan workshop.
- Retno Sayekti Lawu: Pelaku seni teater dan seni rupa yang akan menampilkan karyanya dalam sulaman dan rajutan.
- Pasar Kenangan: Bazar barang antik yang menghadirkan kenangan masa lalu.
- Musik SMKI Solo: Penampilan musik akustik oleh murid-murid SMKI (SMKN 8) Surakarta.
Dengan berbagai kegiatan ini, pementasan "The Wounded Cuts" diharapkan tidak hanya menjadi pertunjukan artistik tetapi juga sebagai ajang konsolidasi humaniora, mempererat hubungan antara kreator dan komunitas seni serta penonton. (*)