Info Event - Indonesian Diaspora Network (IDN) Global menggebrak peringatan Hari Migran Internasional dan Hari Ibu dengan sebuah dialog inspiratif yang berjudul "Perempuan Berdaya dan Berkarya – Ibu Tunggal Tidak Berarti Lemah." Acara yang digelar secara daring melalui zoom meeting pada Jumat, 22 Desember 2023, dan disiarkan langsung di kanal YouTube Diaspora Indonesia ini menampilkan kehadiran para Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Dalam sebuah langkah untuk menggali lebih dalam peran dan posisi perempuan Indonesia, khususnya para Ibu tunggal migran yang bekerja di luar negeri, IDN Global membawa pendengar pada sebuah perjalanan emosional. Mereka mendengarkan kisah perjuangan dan menghadapi tantangan yang dihadapi oleh para Ibu ini.
Nathalia, Vice President Migrant Workers IDN Global, menyatakan, "Yang menarik adalah bagaimana para Ibu ini tidak melihat diri mereka sebagai sosok lemah, melainkan sebagai titik balik pertumbuhan untuk diri sendiri dan keluarga di Indonesia."
Presiden IDN Global, Sulistyawan Wibisono, membuka acara dengan mengungkapkan peran signifikan perempuan saat ini yang memiliki kebebasan untuk memilih karir dan berbagi tanggung jawab dengan laki-laki. Dia menekankan pentingnya kesadaran hukum dan literasi finansial bagi perempuan ini.
IDN Global berkomitmen untuk memberikan penyuluhan kepada PMI agar hak-hak mereka terlindungi dan keuangan mereka dikelola dengan baik, dengan harapan memberikan kehidupan yang lebih sejahtera ketika mereka kembali ke Indonesia.
Dialog yang dimoderatori oleh Dr. Salut Muhidin, Vice President Public Relations IDN Global, mempersembahkan empat narasumber berpengalaman, yaitu Yuyun (PMI Taiwan), Galuh (PMI Hong Kong), Neng Nurma (PMI Hong Kong), dan Neni (PMI Hong Kong). Keempatnya merupakan pemenang lomba video pendek Ibu tunggal migran Indonesia.
Dalam video pendek, para Ibu menceritakan perjalanan mereka sebagai Ibu tunggal migran yang berjuang untuk meningkatkan ekonomi keluarga dengan meninggalkan anak-anak dan menjalani peran ganda sebagai orang tua.
Yuyun, yang telah bekerja selama 12 tahun di Taiwan, berbagi pengalaman sulitnya menjadi Ibu tunggal, tetapi mengajak sesama Ibu tunggal untuk tidak menyerah dan fokus pada tujuan bekerja.
Galuh, yang menghadapi kenyataan rumah tangga yang baru berusia 2 tahun, tetap kuat dan berjuang demi masa depan putrinya. Dia mengungkapkan, "Saya ingin anak saya sukses, membanggakan saya, dan bermanfaat untuk orang lain."
Para Ibu tunggal ini tidak hanya bekerja keras tetapi juga mengisi waktu mereka dengan kegiatan produktif seperti menulis, berorganisasi, berkomunitas, dan bahkan melanjutkan pendidikan, seperti yang dilakukan oleh Neni, mahasiswa semester 8 di Universitas Terbuka.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, kegigihan dan tekad para Ibu tunggal ini membawa harapan akan masa depan yang lebih baik, terutama untuk anak-anak mereka. Semoga, saat pulang ke Indonesia, mereka dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan lebih dekat dengan keluarga mereka. (*)