Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aksi Kerelawanan Menjaga Iklim Targetkan Partisipasi 40 Ribu Orang Muda

Editor

Yefri

image-gnews
Diskusi media Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI)
Diskusi media Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI)
Iklan

Info Event  – Krisis iklim nyata terjadi. Laporan dari the World Meteorological Organization (WMO) dan the European Commission's Copernicus Climate Change Service menyatakan bahwa Juli 2023 adalah bulan terpanas dalam sejarah dunia sehingga dikatakan sudah memasuki era global boiling. Ditambah lagi di Indonesia sedang menghadapi musim kemarau dari fenomena El Nino. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa El Nino masih akan terjadi hingga akhir tahun 2023. Laman BMKG menjelaskan beberapa wilayah akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 - 100 mm/bulan), sehingga berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis.

“Rendahnya curah hujan saat ini berdampak juga pada berkurangnya intensitas debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) termasuk di DAS Citarum Ciliwung,” ungkap Pina Ekalipta, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum Ciliwung pada diskusi media (24/10) Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2023 di Jakarta. Pina menambahkan upaya menjaga DAS agar fungsi hidrologisnya tetap berjalan baik perlu dilakukan bersama. “Kami siap mendukung teman-teman relawan, kalau punya aksi penanaman kami siap bantu asal tujuannya jelas. Dan bukan sekadar menanam, tapi juga dirawat. Ini sangat penting,” lanjut Pina.

Hadir menjadi narasumber diskusi media AMJI 2023 yakni Pina Ekalipta, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum Ciliwung, Asep Senjaya, Asper/KBKPH Serang, Nina Nuraisyah, Direktur Komunikasi dan Mobilisasi Anak Muda Yayasan EcoNusa, Fakhri N. Syafrullah, Impact Manager Jejakin.id, Gresy Kristriana, Project Officer Indorelawan dan Yolanda Parede, Koordinator Nasional Penjaga Laut.

Gresy Kristriana menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat, terutama anak muda penting dalam melakukan aksi kolaboratif. “Isu lingkungan adalah isu yang paling diminati oleh para relawan. Ini memberikan harapan bagi kita bahwa isu perubahan iklim pasti bisa kita hadapi bersama, karena isu ini adalah isu kita bersama,” ujarnya.

Bertemakan “Aksi Kolaboratif Kerelawanan Kaum Muda Untuk Antisipasi Krisis Iklim”, AMJI tahun 2023 kembali mengajak orang muda melakukan aksi menjaga lingkungan untuk mengurangi dampak krisis iklim. Diinisiasi oleh komunitas Penjaga Laut, komunitas EcoDefender, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Yayasan Indorelawan, Jejakin.id, Trilogi Ocean Restoration dan Yayasan EcoNusa, 40.000 orang muda ditargetkan melakukan beragam aksi di AMJI.

“AMJI kali ke-3 ini akan dilakukan serentak di lebih dari 350 titik se-Indonesia. Bersama lebih dari 50 kolaborator, aksi-aksi yang dilakukan harapannya bisa berkontribusi mengurangi dampak krisis iklim yang terjadi, terutama di tengah fenomena El Nino saat ini,” ungkap Yolanda. Dari pelaksanaan AMJI tahun 2021-2022 sebanyak 29.632 orang muda dari 87 kolaborator berpartisipasi dalam aksi di 421 titik. Hasilnya, 46.427 bibit pohon dan mangrove ditanam, 37.239 kilo gram sampah dikumpulkan, 1.426 koral diadopsi dan ditransplantasi serta 200 ekor tukik dilepaskan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pentingnya partisipasi anak muda menjaga kelestarian lingkungan juga disampaikan Asep Senjaya. Menurutnya, meski anak muda tinggal di kota yang jauh dari hutan tetap masih bisa melindungi hutan dengan selalu berupaya melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. “Kami menyambut baik Aksi Muda Jaga Iklim sebagai gerakan orang muda untuk ikut berkontribusi mendorong target nol emisi, salah satunya dengan adanya penanaman pohon, dan jelas ini sangat membantu kita untuk tercapainya target nol emisi,” ucap Asep.

Menjaga ekosistem hutan dan laut oleh orang muda penting dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, terlebih di wilayah Timur Indonesia yang menjadi benteng terakhir perlindungan alam di Indonesia. "Benteng alam terakhir kita ada di Indonesia Timur. Kalau hutan dan laut kita di sana rusak, kita yang ada di Jakarta pun merasakan dampaknya baik secara ekonomi hingga lingkungan," ungkap Nina Nuraisyah.

Tidak hanya melalui aksi kolaborasi di AMJI, menurut Nina upaya perlindungan ekosistem hutan dan laut termasuk mangrove perlu lebih dikenalkan bahkan sampai ke dunia. “Mulai tahun ini, kolaborasi EcoNusa dan Pramuka melahirkan mangrove badge ini untuk mengenalkan mangrove Indonesia ke dunia. Harapan besarnya adalah dengan mangrove badge ini, pengayaan tentang mangrove dapat dilakukan secara masif dan mendorong kelestarian mangrove, sehingga target net zero emission bisa tercapai, kualitas udara kita membaik, dan kita bisa menjawab masalah krisis iklim yang kita hadapi bersama,” paparnya.

Senada dengan itu, Fakhri N. Syahrullah menyoroti pentingnya ekosistem mangrove dalam menyimpan jejak karbon dari atmosfer dan menggarisbawahi perlunya menghitung kemampuan penyerapan karbonnya. “Upaya menanggulangi krisis iklim ini adalah gotong royong kita bersama. Dari aksi-aksi dalam rangkaian Aksi Muda Jaga Iklim tahun ini, kita bisa menghitung emisi karbon yang terserap dan bagaimana kontribusinya terhadap masalah lingkungan yang kita hadapi. Misalnya penanaman pohon, bagaimana dampaknya terhadap kualitas udara kita,” papar Fakhri.

Bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda ke-95, aksi yang akan dilakukan di AMJI tanggal 28 Oktober 2023 sangat bervariasi. Mulai dari aksi diskusi isu lingkungan, aksi bersih pantai, bersih lingkungan, pemberian bibit pohon, penanaman mangrove, adopsi koral, hingga aksi pakai transportasi non emisi, aksi edukasi dampak perubahan iklim untuk kesehatan di beberapa puskesmas, aksi membagikan plant-based food dan banyak lagi. Menurut Yolanda tahun ini antusias komunitas dan relawan individu jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya yang terlihat dari meningkatnya jumlah titik aksi. “Antusiasme dan support rekan-rekan komunitas, para relawan, para inisiator, kolaborator serta dukungan dari rekan media lah yang membuat AMJI terlaksana hingga tahun ke-3 ini. Aksi-aksi tidak akan berhenti disini. Kami akan terus lanjutkan bersama-sama dengan berbagai pihak sampai apa yang kami cita-citakan tercapai, yaitu memastikan kami bisa hidup layak, aman, dan terlepas dari bencana lingkungan yang disebabkan oleh krisis iklim, di planet bumi yang kita tinggali saat ini,” kata Yolanda. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

7 hari lalu

Seremoni program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur, yang akan menggabungkan modal pemerintah dan swasta untuk mempercepat investasi, 19 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK


Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

34 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.


Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

41 hari lalu

Siklon Tropis Megan (BMKG)
Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

Sebanyak 94 negara peserta salah satu forum meteorologi dunia, SERCOM Ke-3, mengadopsi empat kebijakan terkait layanan cuaca dan iklim.


BRIN Kembangkan Analisis Iklim Berdasarkan Lokasi dan Waktu

55 hari lalu

Peneliti Ahli Madya di PRSDI BRIN, Devi Munandar, menjelaskan metode analisis iklim yang dikembangkannya melalui webinar, Rabu, 27 Februai 2024. Dok. Humas BRIN
BRIN Kembangkan Analisis Iklim Berdasarkan Lokasi dan Waktu

Model menggunakan data mining pada peramalan data iklim di Jawa Barat.


Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Seorang warga berjalan di dekat instalasi
Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.


Januari 2024 Pecahkan Rekor Bulan Terpanas Dunia

8 Februari 2024

Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Januari 2024 Pecahkan Rekor Bulan Terpanas Dunia

Januari 2024 memecahkan rekor bulan terpanas dunia, menurut catatan Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Kajian Iklim 2021-2050 BRIN, Pulau Jawa Makin Panas dan IKN Kekeringan Ekstrem

1 Februari 2024

Ilustrasi kekeringan. (ANTARA/Mohammad Ayudha/dok)
Kajian Iklim 2021-2050 BRIN, Pulau Jawa Makin Panas dan IKN Kekeringan Ekstrem

Kekeringan ekstrem di masa mendatang juga berdampak pada wilayah Kalimantan bagian tengah, timur dan selatan, termasuk IKN.


Studi: Wilayah Kering Lebih Rentan Kebakaran Hutan dan Suhu Ekstrem

23 Januari 2024

5 lapisan atmosfer dan ciri cirinya. Foto: Canva
Studi: Wilayah Kering Lebih Rentan Kebakaran Hutan dan Suhu Ekstrem

Hasil penelitian ini menimbulkan kekhawatiran bahwa wilayah kering dan semi-kering bisa lebih rentan kebakaran hutan dan panas ekstrem.