IPB Gelar Seminar Hasil Ekspedisi Batas Negeri

Reporter

Editor

Yefri

image-gnews
Para pembicara seminar, moderator,  pembina dan ketua umum Uni Konservasi Fauna IPB
Para pembicara seminar, moderator, pembina dan ketua umum Uni Konservasi Fauna IPB
Iklan

INFO EVENT - Ekspedisi Batas Negeri merupakan program eksplorasi keanekaragaman hayati dan sosial budaya wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar di Indonesia oleh Uni Konservasi Fauna (UKF) Institut Pertanian Bogor yang bekerjasama dengan TNI AL. “Program Eksplorasi Keanekaragaman Hayati dan Sosial-Budaya Pulau-Pulau Terluar di Indonesia” kali ini berkesempatan untuk mengeksplor bagian utara Indonesia yang berbatasan dengan Filipina, yaitu Pulau Marore, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Seminar Hasil Ekspedisi Batas Negeri 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2020 di Auditorium Andi Hakim Nasution IPB bertujuan untuk memaparkan hasil yang didapat dari ekspedisi yang telah dilakukan pada tanggal 8-25 Agustus 2019 di Pulau Marore, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Selain itu, seminar hasil ini bertujuan untuk mengenalkan keindahan dan potensi yang dimiliki pulau-pulau terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 “Mencintai negeri sendiri dimulai dengan berjelajah ke pulau-pulau terkecil di perbatasan Indonesia”, begitu ucap Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc.F. ketika menyampaikan sambutannya. Pemaparan hasil EBN 2019 disampaikan oleh Habib Satrio selaku ketua Kegiatan Ekspedisi Batas Negeri 2019. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh lima penanggung jawab bidang kajian botani, sosial budaya, akuatik, terrestrial, dan jamur.

Berdasarkan eksplorasi pada bidang kajian botani, ditemukan vegetasi di lapangan habitus yang terdiri atas pohon, hemiepifit, palm, perdu, dan herba. Ekspedisi juga menemukan 17 jenis tumbuhan,  yang paling sering dijumpai adalah Beringin (Ficus spp.), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Ketapang (Terminalia catappa), dan Kelapa (Cocos nucifera). Eksplorasi herpetofauna berhasil menjumpai Ahaetulla prasina, Boiga irregularis, Gekko gecko, Hemidactylus sp., dan Varanus salvator. Kemudian, lima jenis reptil dan satu jenis amfibi berhasil diidentifikasi. Amfibi yang teridentifikasi yaitu kodok dari genus Microhyla.

Kegiatan eksplorasi burung berhasil menemukan 14 jenis burung. Jenis dominan keanekaragaman burung yang ditemukan berasal dari famili Columbidae dan Fregatidae. Jenis-jenis burung yang ditemukan antara lain Burung- Gereja erasia (Passer montanus), Perling kumbang (Aplonis panayensis), Cekakak sungai (Todirhamphus chloris), Cikalang besar (Fregata minor), Cikalang kecil (Fregata ariel), Punai penganten (Treron griseicauda), Burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis), Pergam laut (Ducula bicolor), Uncal ambon (Macropygia amboinensis), Layang-layang batu (Hirundo tahitica), Walet sapi (Collocalia esculenta), Kuntul Karang (Egretta sacra), Trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan Alap-alap (Accipter sp.).

Ekspedisi juga berhasil menemukan sembilan ordo serangga  yaitu ordo Coleoptera, Lepidoptera, Odonata, Hymenoptera, Hemiptera, Orthoptera, Blatodea, Phasmatodea, dan Diptera. Jenis serangga yang paling banyak ditemukan yaitu kupu-kupu dan mamalia yang ditemukan selama pengamatan adalah Paniki (Acerodon humilis) dan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus). Lima famili ikan dengan spesies terbanyak yang ditemukan yaitu Labridae, Pomacentridae, Acanthuridae, Scaridae, dan Chaetodontidae. Makrobenthos yang ditemukan berasal dari Filum Annelida, Arthropoda, Cnidaria, Echinodermata, Moluska, Platyhelminthes, dan Porifera.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pulau Marore menjadi rumah bagi spesies fauna perairan yang memiliki status konservasi Rentan (Actinopyga miliaris) dan Terancam Punah (Cheilinus undulatus, Thelenota ananas). Pantai Duala Besar termasuk ke dalam kategori Rendah dan Pantai Duala Kecil masih dalam kondisi Sedang. Kedua lokasi tersebut memiliki persen tutupan substrat yang didominasi oleh kategori Abiotik. Sebanyak 21 jenis jamur divisi Basidiomycota dan satu jenis jamur divisi Ascomycota juga berhasil diidentifikasi di Pulau Marore.  Pengambilan data jenis jamur dilakukan oleh  Himpunan Mahasiswa Biologi, Institut Pertanian Bogor.

Perjalanan menuju Pulau Marore dapat ditempuh melalui Pelabuhan Manado atau Pelabuhan Bitung dengan penggunakan Kapal tujuan Tahuna, atau dengan menggunakan pesawat dari Manado menuju Naha, kemudian menuju pelabuhan Tahuna dengan menggunakan transportasi darat. Dari pelabuhan Tahuna menuju Pulau Marore dapat dilakukan dengan transportasi laut menggunakan Kapal Perintis atau perahu nelayan. Jika ingin menggunakan jalur udara, dapat menggunakan halikopter dan mendarat di lapangan helipad milik Angkatan Laut. Pulau Marore sebagai salah satu pulau perbatasan Indonesia memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Fasilitas pendidikan di Pulau Marore cukup memadai, mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA. Fasilitas lain seperti puskesmas, Wi-Fi, tempat ibadah (gereja dan mushola), pangkalan TNI AL dan AD, kantor desa, kantor camat, pelabuhan dsb. sudah tersedia di Pulau Marore.

Selanjutnya, talkshow yang diawali oleh keynote speaker Laksamana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut membahas tentang strategi pengelolaan pulau kecil terluar yaitu Pulau Marore. “Perbatasan bisa dengan laut dengan tetangga dan laut dengan samudera, untuk itu buat lebih dari 1 tim agar 111 pulau terluar mampu terjangkau dengan rentang waktu yang sempit”, ucap Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut sebagai saran untuk kegiatan Ekspedisi Batas Negeri yang lebih baik. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IPB Buka Beasiswa Khusus Anak Dosen dan Tenaga Kependidikan

13 jam lalu

Ilustrasi Institut Pertanian Bogor (IPB). dok.TEMPO
IPB Buka Beasiswa Khusus Anak Dosen dan Tenaga Kependidikan

Beasiswa IPB untuk anak dosen dan tenaga kependidikan.


Guru Besar IPB Ingatkan Ancaman Penyakit Zoonosis Kelelawar di Atap Rumah

3 hari lalu

Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk
Guru Besar IPB Ingatkan Ancaman Penyakit Zoonosis Kelelawar di Atap Rumah

Kotoran, urin, air liur, hingga sisa makanan yang ditinggalkan kelelawar bisa menyebarkan mikroba berbahaya, seperti virus, bakteri, dan jamur.


Peneliti IPB Catat Kemunculan Kembali Kucing Merah Kalimantan dan Musang Air

11 hari lalu

Penampakan kucing merah yang tertangkap kamera jebak di salah satu hutan di Kalimantan. Antara/HO-BKSDA Kalimantan Tengah
Peneliti IPB Catat Kemunculan Kembali Kucing Merah Kalimantan dan Musang Air

Peneliti IPB dan timnya menilai kemunculan kembali sawa langka itu tak lepas dari kemajuan teknologi seperti camera trap dan drone.


Peneliti IPB Kembangkan Alat Pemantau Kualitas Udara Aqimos

12 hari lalu

Ketua tim peneliti IPB University, Prof. Arief Sabdo Yuwono, memperlihatkan AQIMOS sebagai solusi untuk mempercepat proses pemantauan kualitas udara. Alat ini mampu memangkas waktu pelaporan dari 24 jam menjadi hanya 1,6 menit. Dok. Humas IPB Uninversity
Peneliti IPB Kembangkan Alat Pemantau Kualitas Udara Aqimos

Aqimos hadir sebagai solusi untuk mempercepat proses pemantauan kualitas udara.


Dosen IPB Sebut Tambang Nikel Ancam Paus Sperma di Raja Ampat

16 hari lalu

KKP dan Pemda Jajaki Wisata Budaya Paus Sperma Terdampar di Raja Ampat
Dosen IPB Sebut Tambang Nikel Ancam Paus Sperma di Raja Ampat

TEMPO, Jakarta- Kepulauan Raja Ampat, wilayah yang selama ini dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas pertambangan nikel.


Mahasiswa IPB Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Ecoedupark

18 hari lalu

Mahasiswa IPB Program Studi Teknik Manajemen Lingkungan yang sedang berfoto di tanah bekas TPS. Kebon Pedes. Kota Bogor. Jumat, 9 Mei 2025. Dokumentasi  EcoAction.
Mahasiswa IPB Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Ecoedupark

Dimulai dari tugas kuliah, mahasiswa IPB berharap Ecoedupark dapat menjadi mercusuar bagi Pemkot Bogor untuk lebih serius menangani persoalan RTH dan lahan terlantar.


Sering Jajan Kol Goreng? Waspadai Beberapa Risiko Berikut

23 hari lalu

Ilustrasi sayur kol (pixabay.com)
Sering Jajan Kol Goreng? Waspadai Beberapa Risiko Berikut

Dosen IPB menyebut menu pendamping setia pecel lele ini menyimpan risiko bila dikonsumi terus menerus.


Ahli Meteorologi IPB Sebut Sunspot Picu Kemarau Basah

24 hari lalu

Warga menggunakan perahu karet membawa kotak berisi roti saat banjir di Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 21 Mei. 2025. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa (20/5) malam, menyebabkan Sungai Citanduy dan Cikidang meluap dan menyebabkan 1.011 rumah warga terendam banjir. Antara/Adeng Bustomi
Ahli Meteorologi IPB Sebut Sunspot Picu Kemarau Basah

Kemarau basah berdampak signifikan pada berbagai sektor.


Narasi Positif Lawan Tagar Save Raja Ampat hingga Pencabutan Izin Tambang Jadi Berita Terpopuler

24 hari lalu

Geosite Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Tempo/Martha Warta Silaban
Narasi Positif Lawan Tagar Save Raja Ampat hingga Pencabutan Izin Tambang Jadi Berita Terpopuler

Isu Raja Ampat masih menjadi berita terpopuler di kanal politik.


IPB Bantah Tak Libatkan Alumni saat Putuskan Ubah Fakultas Teknik Pertanian Jadi Sekolah Teknik

25 hari lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
IPB Bantah Tak Libatkan Alumni saat Putuskan Ubah Fakultas Teknik Pertanian Jadi Sekolah Teknik

IPB membantah tidak melibatkan stakeholder perguruan tinggi dalam perumusan pemindahan Fakultas Teknik Pertanian (Fateta) menjadi sekolah Teknik.