Pengungsi dan Dampak Ekonominya di Indonesia, Diskusi Sandya Institute di Ruang dan Tempo.

Reporter

Editor

Yefri

image-gnews
Diskusi membahas penyebaran dan publikasi riset terbaru Sandya, Unlocking the Economic Potentials of Indonesia's Refugee Community: A Survey on Labour Characteristics
Diskusi membahas penyebaran dan publikasi riset terbaru Sandya, Unlocking the Economic Potentials of Indonesia's Refugee Community: A Survey on Labour Characteristics
Iklan

INFO EVENT - Sandya Institute (Sandya), sebuah LSM yang bergerak di bidang hukum dan HAM,  telah mengadakan sebuah diskusi dengan Jesuit Refugee Services (JRS) di Ruang dan Tempo, Jalan Palmerah Barat 8 Jakarta  pada hari Kamis, 12 Desember 2019. Diskusi ini membahas penyebaran dan publikasi riset terbaru Sandya, Unlocking the Economic Potentials of Indonesia’s Refugee Community: A Survey on Labour Characteristics,  dengan masyarakat, pemerintah dan LSM, beserta para pemangku kepentingan di tingkat lokal, nasional dan internasional

Penelitian yang dipimpin oleh  Matthew LoCastro- Research Manager Sandya Institute, berfokus pada pengungsi dan dampak ekonominya di Indonesia. Tim Sandya melaksanakan survey pada demografi, ekonomi, pekerjaan dan karakter pendidikan pengungsi di Jakarta, Medan dan Makassar. Survei ini berhasil menjangkau  lebih dari 16% populasi pengungsi berusia produktif di tingkat nasional dan hasilnya diharapkan bisa digunakan untuk mendasari rekomendasi kebijakan pemerintah mengenai pengungsi. Data yang dikumpulkan memperluas informasi yang tersedia mengenai keadaan kehidupan pengungsi saat ini, seperti pendapatan dan pengeluaran, dan bagaimana cara menyediakan pekerjaan sementara dan kesempatan pendidikan yang sesuai dengan sejarah pekerjaan, kemampuan dan tingkat pendidikan. 

Riset dilakukan dari September 2018 dan diselesaikan pada November 2019 dengan dorongan dan bantuan dari United Nations High Commissioner for Refugees, Jesuit Refugee Services, SUAKA, Refugee Learning Nest, Help for Refugees dan Hope Learning Center.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diskusi dan diseminasi riset Sandya dimulai dengan pidato dari Pak Beka Ulung Hapsara, Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM/Komisioner Pendidikan & Penyuluhan dan  Heru Susetyo, ahli Hukum Pengungsi dari Universitas Indonesia. Kedua pembicara memberikan pandangan menyeluruh tentang keadaan pengunsi dan kebijakan pemerintah Indonesia mengenai komunitas pengungsi. Pidato ini kemudian dilanjutkan oleh presentasi LoCastro mengenai riset Sandya. Dalam presentasinya LoCastro menyatakan bahwa “ada kesempatan untuk menciptakan kebijakan yang dinamis yang menguntungkan ekonomi Indonesia serta memberikan kemampuan bagi pengungsi untuk menyokong diri mereka sendiri tanpa membebani pemerintah Indonesia dan masyarakatnya – riset ini juga membantu membangun rekomendasi kebijakan tersebut. Acara terakhir diisi oleh diskusi panel yang dimoderasi oleh Rizka Argadianti Rachmah, Sekjen SUAKA dengan Gading Gumilang Putra, Senior Legal Officer JRS, Ann Maymann, perwakilan UNHCR di Indonesia, Aden Ali Ahmed, perwakilan pengungsi, dan  LoCastro.

Acara ini juga dihadiri oleh  Kementrian Tenaga Kerja Indonesia, International Organization for Migration, International Committee of the Red Cross, Kedutaan Filipina, University of Melbourne, International Global Network, Pusat Kajian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Roshan Learning Center dan Asian Law Students Association(ALSA) Indonesia. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


37 WNA di Jakarta Pusat Ditangkap Imigrasi, Banyak dari Afrika yang Melebihi Batas Izin Tinggal

5 hari lalu

Dua Warga Negara Asing (WNA) asal Afrika berada di Kantor Imigrasi usai terjaring oeparsi di Jakarta, 22 Mei 2015. Sebanyak 7 dari 10 orang WNA asal Afrika yang mengaku sebagai pemain bola terjaring dalam operasi karena tidak memiliki izin yang sah. TEMPO/Frannoto
37 WNA di Jakarta Pusat Ditangkap Imigrasi, Banyak dari Afrika yang Melebihi Batas Izin Tinggal

Puluhan WNA yang ditangkap itu banyak yang berasal dari Afrika terutama Nigeria. Banyak yang sudah lama tinggal di RI dan melakukan penipuan online.


60 Ribu Warga Intan Jaya dan Puncak Jaya Papua Mengungsi Akibat Konflik

28 hari lalu

Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai saat ditemui di Kantor Kementerian HAM, Jakarta Selatan pada Selasa, 3 Juni 2025. Tempo/Rizki Yusrial
60 Ribu Warga Intan Jaya dan Puncak Jaya Papua Mengungsi Akibat Konflik

Pigai menyatakan 60 ribu warga Intan Jaya dan Puncak Jaya itu mengungsi ke kabupaten terdekat yang aman dari konflik seperti Timika dan Nabire.


Menteri HAM: Korban Bencana hingga Konflik Sosial Jadi Tanggung Jawab Kami

30 hari lalu

Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai saat ditemui di kantornya, Jakarta pada Rabu, 4 Juni 2025. Tempo/Oyuk Ivani Siagian
Menteri HAM: Korban Bencana hingga Konflik Sosial Jadi Tanggung Jawab Kami

Natalius Pigai menyebut Kementerian HAM akan turun tangan membantu segala permasalahan pengungsi akibat bencana hingga konflik di Indonesia.


Natalius Pigai Minta UNHCR Lindungi Pengungsi Asal Indonesia di Luar Negeri

30 hari lalu

Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai saat ditemui di Kantor Kementerian HAM, Jakarta Selatan pada Selasa, 3 Juni 2025. Tempo/Rizki Yusrial
Natalius Pigai Minta UNHCR Lindungi Pengungsi Asal Indonesia di Luar Negeri

Permintaan itu disampaikan Natalius Pigai setelah bertemu dengan perwakilan dari UNHCR di kantornya.


Program Kemanusiaan PBB Terancam karena Krisis Keuangan

32 hari lalu

Logo PBB. Wikipedia
Program Kemanusiaan PBB Terancam karena Krisis Keuangan

Program kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terancam terganggu di tengah krisis finansial.


Parlemen ASEAN untuk HAM Desak Tindakan Tegas Atasi Krisis Myanmar

5 Mei 2025

Gempa bumi berkekuatan 8,2 skala Richter di Mandalay, Myanmar 28 Maret 2025. Dok. Shutterstock
Parlemen ASEAN untuk HAM Desak Tindakan Tegas Atasi Krisis Myanmar

Misi APHR di Mae Sot mengungkap krisis kemanusiaan yang memburuk di Myanmar akibat agresi militer berkelanjutan.


TPNPB OPM Sebut TNI Pulangkan Secara Sepihak Pengungsi Maybrat

27 April 2025

Rapat koordinasi penanganan pengungsi Maybrat yang disebar oleh TPNPB OPM pada Sabtu, 26 April 2025. Dokumentasi TPNPB OPM.
TPNPB OPM Sebut TNI Pulangkan Secara Sepihak Pengungsi Maybrat

Menurut TPNPB OPM, pemulangan pengungsi seharusnya dilakukan oleh UNHCR atau Palang Merah.


Kementerian HAM Siapkan Kebijakan Pemulangan Pengungsi Nduga

18 April 2025

Petugas berbincang denga warga saat mengevakuasi mereka di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu, 11 Februari 2023. Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Kavaleri Herman Taryaman mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan akan ada pengungsi susulan dari Paro menuju Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, sehingga para prajurit TNI-Polri terus mengikuti perkembangan situasi yang terjadi di Paro. Foto: Istimewa
Kementerian HAM Siapkan Kebijakan Pemulangan Pengungsi Nduga

Salah satu temuan yang menjadi fokus Kementerian HAM yaitu kepastian rasa aman bagi masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing.


Respon Eks Menlu Soal Isu Pengungsi Gaza dan Papua

17 April 2025

Menteri Luar Negeri Sugiono (tengah) bertemu sederet mantan luar negeri, yakni Retno Marsudi, Alwi Shihab, Hassan Wirayudha, dan Marty Natalegawa, dalam open house Idul Fitri Kementerian Luar Negeri di Caraka Loka Deplu, Jakarta Selatan, 1 April 2025. Tempo/Savero Aristia Wienanto
Respon Eks Menlu Soal Isu Pengungsi Gaza dan Papua

Eks Menlu Marty Natalegawa merespons pertanyaan sensitif mengenai kebijakan Indonesia membantu pengungsi Gaza, sementara isu HAM di Papua jadi sorotan


Top 3 Dunia: Indonesia Tampung Pengungsi Gaza Sementara

11 April 2025

Bendera Uni Afrika dan Uni Eropa. Shutterstock
Top 3 Dunia: Indonesia Tampung Pengungsi Gaza Sementara

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 10 April 2025 diawali pernyataan Menlu Sugiono bahwa Indonesia menampung pengungsi Palestina dari Gaza untuk sementara