Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahas Self Harm, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Gelar Webinar From Scars to Stars

Editor

Yefri

image-gnews
Screen Capture webinar Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
Screen Capture webinar Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
Iklan

Info Event - Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) menyelenggarakan Webinar Menuju Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia Tahun 2023 dengan judul "From Scars to Stars: Nurturing Self-Love and Healing Beyond Self Harm". Webinar ini dilaksanakan  Minggu, 6 Agustus 2023, melalui platform Zoom. Kegiatan ini dihadiri oleh 370 peserta dari berbagai kalangan, baik anggota IPK Indonesia maupun non-anggota yang terdiri dari konselor, mahasiswa psikologi, hingga masyarakat umum.

Webinar dipandu oleh Ni Made Laras Purnamasari, M.Psi., Psikolog, yang dengan cermat menjadi moderator dalam sesi presentasi dan diskusi. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari N.G.K Diana Setiawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku Ketua Organizing Committee dari Kegiatan Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia. Beliau menjelaskan rangkaian kegiatan Temu Ilmiah Nasional V IPK Indonesia yang diawali dari webinar, workshop, hingga kegiatan utama yang akan berlangsung di Bali pada akhir bulan Oktober 2023.

Selanjutnya, Wahyu Nhira Utami, M.Psi., Psikolog selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat IPK Indonesia secara resmi membuka rangkaian kegiatan Webinar Menuju Temu Ilmiah Nasional V ini. Besar harapan agar para anggota IPK Indonesia dapat mengikuti rangkaian kegiatan Temu Ilmiah Nasional V guna pengembangan keterampilan profesi para psikolog klinis.

Narasumber pada kegiatan ini adalah Astridiah Primacita Ramadhani, M.Psi., Psikolog dan Wangsa Ayu Vidya Loka, M.Psi., Psikolog. Kedua narasumber secara bergantian menyampaikan materi terkait self-harm, mitos, penyebab, siklus, serta penanganan yang dapat dilakukan.

Pengertian self harm 

Self-harm merupakan segala bentuk perilaku menyakiti diri atau merugikan diri sendiri secara fisik, emosional, atau mental yang tidak bertujuan untuk bunuh diri. Berbagai tindakan self-harm dilakukan dengan upaya menyebabkan rasa sakit, mengalami penderitaan fisik yang bertujuan meredakan tekanan emosional yang kuat. Beberapa alasan individu melakukan self-harm yaitu untuk meredakan kecemasan, menangani mati rasa (emotional numbness), mengubah rasa sakit emosional menjadi rasa sakit fisik, menghukum diri sendiri, atau bentuk ekspresi rasa malu dan bersalah.

Mitos Terkait Self Harm

Terdapat beberapa mitos yang kerap dikaitkan dengan self harm, salah satu yang kerap kali menjadi miskonsepsi yaitu: orang yang melakukan self harm hanya mencari perhatian. Kenyataannya, self harm bukanlah bentuk mencari perhatian atau hiburan, melainkan cara maladaptif dalam mengatasi masalah psikologis atau trauma yang lebih dalam, dan dapat menjadi tanda bahwa seseorang memerlukan dukungan emosional dan profesional untuk mengatasi kesulitan mereka

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penanganan dan Intervensi

Terdapat beberapa cara dan teknik psikoterapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi keinginan self harm pada individu, mulai dari self-care, membangun kebiasaan hidup sehat, menyadari penilaian diri yang bersifat kritik (self-critic dan self judgment) dan mengubahnya menjadi kalimat yang lebih lembut dan baik. Contohnya, pikiran “Aku yang salah, aku buruk, aku ga berguna”, menjadi “Aku melakukan kesalahan dan itu bisa diperbaiki, aku memaafkan diriku”.

Tips Praktis

Salah satu teknik praktis dalam Dialectical Behavioral Therapy (DBT) yang dapat dilakukan mandiri oleh individu ketika merasakan dorongan kuat untuk melakukan self harm, yaitu

TIPP skills:

  • Temperature: Ubah suhu tubuh, misalnya dengan mencuci muka dengan air dingin, menggenggam es batu, atau mandi air dingin
  • Intense exercise: olahraga intens dilakukan untuk mengimbangin emosi intens yang dirasakan, misalnya dengan melakukan jumping jacks, lari/ sprinting, push ups,
  • Paced breathing: atur pernapasan untuk mengurangi emosi intens, misalnya dengan box breathing. Tarik napas selama 4 detik, tahan selama 4 detik, hembuskan selama 4 detik, tahan selama 4 detik, lalu ulangi kembali hingga merasa lebih tenang
  • Paired muscle relaxation: Fokus pada otot tubuh satu persatu. Kencangkan otot tubuh tertentu selama 5 detik, lalu pelan-pelan lepaskan dan lemaskan otot sehingga terasa rileks.

Kesimpulan

Webinar "From Scars to Stars: Nurturing Self-Love and Healing Beyond Self-Harm" memberikan pemahaman mendalam tentang apa itu self harm, mitos terkait self harm, serta intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi self harm. Hal penting yang perlu diingat adalah self-harm tidak selalu merupakan bentuk mencari perhatian, namun merupakan cara seseorang untuk mengatasi tekanan emosional yang berat. Selain itu, dengan memahami dan mengaplikasikan teknik-teknik dalam situasi krisis, diharapkan dapat membantu individu untuk mengurangi perilaku self-harm. “Healing takes time, healing bukanlah proses instan melainkan suatu proses dan perjalanan”. Penting untuk menyadari bahwa dibutuhkan waktu berproses untuk pulih. Proses menuju pulih dimulai dengan membangun rasa sayang dan belas kasih terhadap diri sendiri. (*)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Tersangka

3 hari lalu

Personel Koramil 2213/Jampangkulon saat menangkap Rahmat, tersangka kasus anak bunuh ibu di Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa 14 Mei 2024. ANTARA/Istmewa
Kasus Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Polisi Periksa Kondisi Kejiwaan Tersangka

Kasus anak bunuh ibu ini baru terungkap pada Selasa pagi, ketika Rahmat minta dibunuh dengan memberi upah Rp 330 ribu.


Psikolog Bagi Saran Atasi Trauma setelah Kecelakaan

4 hari lalu

Keluarga dan kerabat membawa jenazah Dimas Aditya, korban kecelakan bus rombongan SMK Lingga Kencana saat tiba di rumah duka di Depok, Jawa Barat, Minggu, 12 Mei 2024. Kecelakaan bus pada Sabtu, 11 Mei 2024 malam di Subang, yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu menyebabkan 11 orang meninggal dunia, 13 orang luka berat dan 40 orang luka ringan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Psikolog Bagi Saran Atasi Trauma setelah Kecelakaan

Setelah mengalami kecelakaan tidak jarang orang mengalami trauma yang berkaitan dengan proses kecelakaan. Simak saran psikolog berikut.


Stres Kalah Judi Slot? Begini Cara Menghentikan Kecanduannya

8 hari lalu

Ilustrasi Judi Online (Tempo)
Stres Kalah Judi Slot? Begini Cara Menghentikan Kecanduannya

Ada beberapa cara menghilangkan kecanduan berjudi online atau judi slot yang memerlukan dukungan orang terdekat dan bantuan ahli psikologi.


8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

10 hari lalu

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami. Foto: Canva
8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.


Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

16 hari lalu

Ilustrasi guru sedang berdiskusi dengan siswa sekolah.
Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.


Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

20 hari lalu

Ilustrasi pernikahan. Shutterstock
Saran Psikolog buat Pasangan yang akan Menikah, Perhatikan Hal Ini

Perhatikan hal ini sebelum menikah mengingat penyebab perceraian dalam masyarakat biasanya multifaktor.


7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

23 hari lalu

Kecanduan judi online bisa membuat hidup berantakan. Ketahui cara menghentikan kejaduan judi online yang efektif berikut ini. Foto: Canva
7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

24 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

24 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

32 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.