Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Reso Dalam 3 Jam

Reporter

Editor

Yefri

image-gnews
Poster pertunjukan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu , 25 Januari 2020.
Poster pertunjukan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu , 25 Januari 2020.
Iklan

INFO EVENT - Bisa disebut Panembahan Reso yang disutradarai Hanindawan ini adalah versi padat dari naskah asli Panembahan Reso. Bila Panembahan Reso pada tahun 1986 disajikan oleh Rendra selama kurang lebih 6 jam, maka pentas kali ini berdurasi sekitar 3 jam. Betapapun demikian tidak ada tokoh di naskah asli yang dihilangkan. Tidak ada konflik-konflik yang dilenyapkan. Sebagaimana dikatakan sutradara Hanindawan - ibarat sungai, yang dia tampilkan dalam versi padat ini adalah arus utama konflik.

Gagasan untuk memanggungkan kembali Panembahan Reso bermula dari sebuah obrolan ringan di sebuah sore di Taman Ismail Marzuki, pertengahan tahun lalu. Sembari menyedu kopi - kami dan Edi Haryono membicarakan apa yang bisa diperbuat di tahun 2019 itu untuk mengenang Rendra. Seperti diketahui tahun 2019 adalah tepat 10 tahun wafatnya Rendra. Edi Haryono sendiri adalah anggota senior Bengkel Teater. Dia bermain sebagai Pangeran Rebo dalam pementasan Reso tahun 1986.

Muncullah ide untuk mementaskan Panembahan Reso - yang sejak tahun 1986 itu tak pernah dipanggungkan lagi. Namun soalnya Bengkel Teater telah lama vakum. Siapa yang bisa diajak menyajikan Panembahan Reso? Lalu muncul gagasan agar pementasan dilakukan oleh aktor-aktor gabungan dari berbagai kota. Termasuk beberapa anggota eks Bengkel Teater. Itu sebagai bentuk penghormatan akan Rendra, yang memang banyak memiliki pengaruh dimana-mana.

Rendra adalah dramawan yang lahir di Solo. Pada masa-masa akhir hidupnya ia juga banyak menetap di Solo. Timbul ide bagaimana bila pementasan ini yang menjadi jantungnya adalah aktor-aktor Solo? Naskah Panembahan Reso yang pada intinya berbicara tentang konflik kekuasaan dan suksesi berdarah di sebuah kraton juga bukanlah tema asing di Solo – kota yang masih kuat dengan pertunjukan teater tradisi seperti ketoprak. Akhirnya kami menghubungi Hanindawan, yang merupakan sutradara Teater Gidag Gidig Solo.

Hanindawan setuju dengan gagasan ini. Ia kemudian dibantu oleh Sosiawan Leak dan Esha Karwinarno mengumpulkan aktor-aktor Solo mulai dari Gigok Anurogo, Meong Purwanto, Sruti Respati, Dedek Witranto sampai Djarot B Darsono. Aktor-aktor lain dari berbagai kota kemudian juga bersedia bergabung. Antara lain misalnya Whani Darmawan dan Jamaludin Latif dari Yogja. Serta aktris Sha Ine Febriyanti, Ruth Marini (Teater Satu Lampung), Rudolf Puspa dan Maryam Supraba – dari Jakarta yang tak lain adalah putri Rendra sendiri.

Untuk masalah pendanaan kami menghubungi beberapa teman untuk merealisasi gagasan ini. Salah satunya Auri Jaya. Auri mantan wartawan Jawa Pos yang pernah bermukim sebagai korespoden Jawa Pos di Berlin. Ia tertarik akan gagasan penghormatan terhadap Rendra ini. Dan ia bersedia membantu untuk mengorganisir dana untuk pementasan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu saja pertama-tama untuk pementasan ini, dilakukan kerja penyuntingan naskah Panembahan Reso agar bisa disajikan 3 jam. Kerja ini ternyata memakan diskusi yang alot dan waktu lama. Proses penyuntingan dilakukan antara Hanindawan, kami dibantu oleh konsultan Iwan Burnani Toni, anggota senior Bengkel teater yang merupakan asisten sutradara Rendra saat Panembahan Reso dipentaskan tahun 1986. Juga dibantu oleh kritikus seni Bambang Bujono, yang menonton pentas Panembahan Reso pada tahun 1986. Ken Zuraida selaku istri Rendra mengizinkan untuk penyuntingan ini, karena memang hal-hal yang prinsip tetap terjaga.

Latihan lakon Panembahan Reso versi padat ini dari awal sampai akhir dilakukan di pendapa Wisma Seni, Taman Budaya Jawa Tengah, Solo. Sesungguhnya sebagaimana dikatakan Hanindawan, Panembahan Reso adalah drama kata. Karena seluruh naskah ini bertumpu pada dialog-dialog dan solilokui-solilokui. Panembahan Reso dibuka dengan monolog tokoh utama Panji Reso dan berakhir dengan kematian tokoh utama Panembahan Reso. Panembahan Reso bercerita tentang Raja Tua yang tidak memiliki permaisuri utama tapi memiliki tiga selir (garwa ampil): Ratu Dara, Ratu Padmi dan Ratu Kenari. Tiap selir memiliki anak-anak sendiri. Antar selir dan anak itu saling berkompetisi menggantikan ayahnya. Panji Reso memanfaatkan konflik antar selir dan anak Raja Tua untuk kepentingannya sendiri.

Agar pertunjukan ini tidak semata-mata menjadi drama kata, Hanindawan dan Yessy Apriati, selalu Pimpinan Produksi mengusulkan agar melibatkan koreografi. Penata tari Hartati kemudian bersedia bergabung. Hartati, penata tari yang banyak mendalami silat. Sementara untuk musik sedari awal, kami memilih Dedek Wahyudi yang pernah menangani pementasan Bengkel Teater: Perjuangan Suku Naga. Akan halnya untuk kostum Retno Ratih Damayanti, yang biasa menangani film-film kolosal Hanung Bramantyo dan Garin Nugroho bersedia terlibat. Seluruh gagasan artistik ini dikordinasi oleh piñata artistik Sugeng Yeah dari Solo. Bisa disebut pementasan ini merupakan kolaborasi sederhana antara teater, tari dan musik.

Tak mudah mewujudkan kolaborasi dengan aktor dari berbagai kota. Latihan di Solo, membuat para aktor dari Yogja dan Jakarta membagi waktunya secara khusus. Betapapun demikian, akhirnya bisa terjadi. Itu menunjukkan bahwa penghormatan terhadap Rendra merupakan motor utama yang menggerakkan aktor. Pada bulan September 2019, Ciputra Artpreneur bersedia bekerja sama untuk pementasan ini. Almarhum Ciputra dan almarhum Rendra, semasa hidupnya saling mengenal dan saling menghargai. Semoga tontonan ini bisa bermakna bagi upaya-upaya kerja teater. Karena mengenang Rendra berarti mengenang puncak-puncak karya seni Indonesia. Dan mengenang Rendra adalah mengenang bahwa kerja teater adalah kerja yang bermartabat dan berharga.

Seno Joko Suyono dan Imran Hasibuan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tokoh Teater Azwar AN Meninggal, Sahabat WS Rendra itu Berpulang Dini Hari

27 Desember 2021

Azwar AN. Dok.Teater Alam
Tokoh Teater Azwar AN Meninggal, Sahabat WS Rendra itu Berpulang Dini Hari

Sang maestro teater Indonesia, Azwar AN wafat pada Senin, 27 Desember 2021 pukul 01.40 di kediamannya, Wirokerten, Yogyakarta.


Tentang Ken Zuraida Istri W.S. Rendra, Puluhan Tahun Menjaga Bengkel Teater

9 Agustus 2021

Ken Zuraida. Dok. TEMPO
Tentang Ken Zuraida Istri W.S. Rendra, Puluhan Tahun Menjaga Bengkel Teater

Istri W.S. Rendra, Ken Zuraida, meninggal pagi ini, Senin, 9 Agustus 2021. Sepeninggal Rendra, otomatis Ken yang menggawangi Bengkel Teater.


12 Tahun Kepergian Si Burung Merak W.S. Rendra, Belajar Hidup Bukan Akting

6 Agustus 2021

Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo
12 Tahun Kepergian Si Burung Merak W.S. Rendra, Belajar Hidup Bukan Akting

Penyair berjuluk Si Burung Merak W.S. Rendra meninggal pada 6 Agustus 2009, dalam usia 73 tahun. Ia dimakamkan di Bengkel Teater, Depok.


Rina Ciputra Ingatkan Pentingnya Mengenalkan Sastra ke Anak Muda

26 Januari 2020

Rina Ciputra Sastrawinata, CEO Ciputra Group Property. Ia mengawali karier di bisnis property pada 1981 di PT Metropolitan Kencana.  TEMPO/Frannoto
Rina Ciputra Ingatkan Pentingnya Mengenalkan Sastra ke Anak Muda

Rina Ciputra mengatakan generasi muda perlu diingatkan kembali akan tokoh-tokoh dan karya sastra dalam negeri.


Panembahan Reso dan Kisah Satu Permintaan Ciputra ke WS Rendra

25 Januari 2020

Poster pertunjukan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu , 25 Januari 2020.
Panembahan Reso dan Kisah Satu Permintaan Ciputra ke WS Rendra

Putri Ciputra, Rina Ciputra mengungkapkan satu permintaan ayahnya kepada WS Rendra.


Gladi Resik Panembahan Reso, Bambang Soesatyo Ikut Nonton

25 Januari 2020

Pementasan Panembahan Reso karya WS Rendra di Teater Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan. (TEMPO/RYAN H)
Gladi Resik Panembahan Reso, Bambang Soesatyo Ikut Nonton

Panembahan Reso akan dipentaskan di Teater Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 25 Januari 2020.


Mau Nonton Panembahan Reso? Ini Daftar Harga Tiketnya

14 Januari 2020

Aktor Whani Darmawan dan Sha Ine Febrianti berlatih untuk pementasan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu-Minggu, 25-26 Januari 2020. TEMPO | Dian Yuliastuti
Mau Nonton Panembahan Reso? Ini Daftar Harga Tiketnya

Pertunjukan teater Panembahan Reso akan menyapa penikmat seni pertunjukan pada 25 - 26 Januari 2020 mendatang di Ciputra Artpreuneur Jakarta.


Panembahan Reso Karya Rendra Dipentaskan Lagi, Kali Ini Tiga Jam

14 Januari 2020

Poster pertunjukan Panembahan Reso di Ciputra Artpreneur pada Sabtu - Minggu, 25 - 26 Januari 2020.
Panembahan Reso Karya Rendra Dipentaskan Lagi, Kali Ini Tiga Jam

Naskah Panembahan Reso karya almarhum W. S Rendra ini pernah dipentaskan dalam pertunjukan teater selama enam jam pada 1986 silam.


Ciri Puisi Rendra: Ada Bait Cinta yang Dipadukan Kritik Sosial

4 September 2019

Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo
Ciri Puisi Rendra: Ada Bait Cinta yang Dipadukan Kritik Sosial

Puisi Rendra atau penyair pada masanya yang meskipun menulis bait-bait sajak cinta, tetapi tetap berisi kritikan pada kondisi sosial politik yang ada.


Kenangan Sitoresmi Pasca 10 Tahun Rendra Mangkat

3 September 2019

Mantan istri mendiang penyair WS Rendra, Sitoresmi Prabuningrat membacakan orasi dan puisi bertema 10 Tahun setelah WS Rendra Tiada dalam acara Kampung Buku Jogja 2019 di Gedung PKKH UGM Yogyakarta, Senin, 2 September 2019. TEMPO | Pito Agustin Rudiana
Kenangan Sitoresmi Pasca 10 Tahun Rendra Mangkat

Melegendanya kiprah Rendra di dunia sastra, menurut Sitoresmi karena asupan tiga hal yang disebutnya dengan nutrisi kebudayaan.