Omnibus Law, Masalah Kehutanan, dan Catatan Kritis dari Lokakarya Nasional Sylva Indonesia IPB 2020

Reporter

Editor

Yefri

image-gnews
Lokakarya Nasional Sylva Indonesia IPB 2020
Lokakarya Nasional Sylva Indonesia IPB 2020
Iklan

INFO EVENT – Omnibus Law, ketimpangan penguasaan antara kawasan hutan dan bukan kawasan hutan, ketidakpastian kawasan hutan dan implikasinya terhadap aspek sosial, ekonomi dan ekologi adalah topik utama yang dibahas oleh para mahasiswa kehutanan Indonesia dalam Lokakarya Nasional Sylva Indonesia IPB 2020 yang diselenggarakan di Ciawi, 4-5 Januari 2020 kemarin.

Sylva Indonesia adalah  organisasi mahasiswa kehutanan Indonesia yang berdiri sejak 1959 di Yogyakarta dan mempunyai anggota di 45 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Lokakarya dimulai dengan paparan mengenai masalah-masalah kehutanan dari para pakar yaitu Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB Prof. Hariadi Kartodihardjo, MS, Peneliti Senior Agrarian Resources Center Dianto Bachriadi PhD, Kepala Departemen Advokasi Internasional Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi, Dosen Fakultas Kehutanan IPB Ir. Haryanto R Putro, MS, dan Aji Rizki Pratama dari Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB .  Setelah itu acara dilanjutkan dengan  diskusi masalah kehutanan yang melibatkan 32 delegasi yang hadir.

Ditemui setelah acara, Prof. Hariadi yang aktif mengemukakan pandangannya mengenai omnibus law  menyatakan bahwa pemerintah harus memperhatikan jangan sampai pemangkasan regulasi ini malah menimbulkan korupsi institusional. Profesor kebijakan hutan ini juga menyatakan bahwa dalam waktu dekat para dekan kehutanan juga akan berkumpul di IPB untuk mengawal proses omnibus law ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Pengurus Cabang Sylva Indonesia IPB Rachmatul Rajab Aqsha menyatakan bahwa lokakarya nasional ini diadakan untuk menindaklanjuti kajian yang diadakan oleh pengurus cabang bahwa ada masalah ketidakpastian kawasan hutan, lemahnya kapasitas kelembagaan pengelolaan hutan, ketidakpastian hak dan akses masyarakat atas sumberdaya hutan, serta rendahnya daya saing usahakehutanan dan korupsi di sektor kehutanan. Untuk itu mereka berinisiatif untuk menyelenggarakan acara untuk memetakan dan merumuskan rekomendasi dari mahasiswa untuk arah pembaruan kehutanan Indonesia.

Catatan kritis dari acara ini adalah ini seruan kepada pemerintah untuk melakukan pembaruan kehutanan (forestry reform) dengan melakukan empat hal.  Pertama, adalah perubahan cara berfikir “kawasan hutan first” menjadi cara berfikir pada ruang nyata dengan mengedepankan sebesar-besarnya kepada kemakmuran rakyat. Kedua, pembaruan birokrasi kehutanan yang menyasar output dan outcome melalui pembenahan key performance indikator. Ketiga, penyelenggaraan kehutanan sebagai penopang pembangunan nasional berbasis lintas sektoral serta penetapan kawasan hutan berdasarkan fungsi bukan teritori.  Dan yang terakhir mereka menyerukan pembaruan struktur agrarian daratan melalui revisi UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan melalui Omnibus Law Sumberdaya Alam yang mengacu pada Tap MPR No. XI/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam. (*)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa IPB Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Ecoedupark

5 jam lalu

Mahasiswa IPB Program Studi Teknik Manajemen Lingkungan yang sedang berfoto di tanah bekas TPS. Kebon Pedes. Kota Bogor. Jumat, 9 Mei 2025. Dokumentasi  EcoAction.
Mahasiswa IPB Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Ecoedupark

Dimulai dari tugas kuliah, mahasiswa IPB berharap Ecoedupark dapat menjadi mercusuar bagi Pemkot Bogor untuk lebih serius menangani persoalan RTH dan lahan terlantar.


Alasan UU Pemilu dan UU Pilkada Perlu Digabung

4 hari lalu

Diskusi revisi UU Pemilu yang digelar Populi Center di Jakarta, 11  Juni 2025. Antara/Bagus Ahmad Rizaldi
Alasan UU Pemilu dan UU Pilkada Perlu Digabung

Peneliti politik menyatakan UU Pemilu dan UU Pilkada harus digabung agar dapat disusun secara logis dan membuatnya mudah dikuasai.


Sering Jajan Kol Goreng? Waspadai Beberapa Risiko Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi sayur kol (pixabay.com)
Sering Jajan Kol Goreng? Waspadai Beberapa Risiko Berikut

Dosen IPB menyebut menu pendamping setia pecel lele ini menyimpan risiko bila dikonsumi terus menerus.


Ahli Meteorologi IPB Sebut Sunspot Picu Kemarau Basah

6 hari lalu

Warga menggunakan perahu karet membawa kotak berisi roti saat banjir di Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 21 Mei. 2025. Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa (20/5) malam, menyebabkan Sungai Citanduy dan Cikidang meluap dan menyebabkan 1.011 rumah warga terendam banjir. Antara/Adeng Bustomi
Ahli Meteorologi IPB Sebut Sunspot Picu Kemarau Basah

Kemarau basah berdampak signifikan pada berbagai sektor.


Narasi Positif Lawan Tagar Save Raja Ampat hingga Pencabutan Izin Tambang Jadi Berita Terpopuler

6 hari lalu

Geosite Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Tempo/Martha Warta Silaban
Narasi Positif Lawan Tagar Save Raja Ampat hingga Pencabutan Izin Tambang Jadi Berita Terpopuler

Isu Raja Ampat masih menjadi berita terpopuler di kanal politik.


IPB Bantah Tak Libatkan Alumni saat Putuskan Ubah Fakultas Teknik Pertanian Jadi Sekolah Teknik

7 hari lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
IPB Bantah Tak Libatkan Alumni saat Putuskan Ubah Fakultas Teknik Pertanian Jadi Sekolah Teknik

IPB membantah tidak melibatkan stakeholder perguruan tinggi dalam perumusan pemindahan Fakultas Teknik Pertanian (Fateta) menjadi sekolah Teknik.


Transisi Fakultas Teknik Pertanian IPB Jadi Sekolah Teknik Ditargetkan Rampung Tahun Ini

7 hari lalu

Ilustrasi Institut Pertanian Bogor (IPB). dok.TEMPO
Transisi Fakultas Teknik Pertanian IPB Jadi Sekolah Teknik Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Proses transisi Fakultas Teknik Pertanian IPB ke sekolah teknik ditargetkan rampung pada Desember 2025.


Mantan Rektor IPB Ungkap Dampak Fakultas Teknik Pertanian Diubah Jadi Sekolah Teknik

7 hari lalu

Prof Aman Wirakartakusumah ketika memberikan sambutan dalam Food Security dalam Professor Summit 2019, di Surabaya, Jawa Timur. Dok. its.ac.id
Mantan Rektor IPB Ungkap Dampak Fakultas Teknik Pertanian Diubah Jadi Sekolah Teknik

Mantan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) membeberkan sejumlah dampak dari perubahan struktur Fakultas Teknologi Pertanian menjadi Sekolah Teknik.


Alumni Minta IPB Batalkan Penggantian Fakultas Teknik Pertanian Jadi Sekolah Teknik

7 hari lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
Alumni Minta IPB Batalkan Penggantian Fakultas Teknik Pertanian Jadi Sekolah Teknik

IPB telah mengubah Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menjadi sekolah teknik.


Alasan IPB Mengubah Fakultas Teknologi Pertanian Menjadi Sekolah Teknik

7 hari lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
Alasan IPB Mengubah Fakultas Teknologi Pertanian Menjadi Sekolah Teknik

Perubahan Fakultas Teknologi Pertanian IPB jadi sekolah teknik membuat mahasiswa, alumni, dan dosen geram. Apa alasan perubahan ini?